"Kamu dari mana aja, Dim? Kok pulangnya malem banget. Ibu nungguin kamu dari tadi."
Baru saja dia keluar dari dalam mobil, Lanti sudah mencecarnya dengan berbagai pertanyaan. Ini bukan di Jakarta, tapi di Malang. Terlebih ini adalah di rumah ibunya. Pulang jam 1 malam itu termasuk ke dalam hal yang dilarang.
Dimas tidak begitu bersemangat untuk menjawab pertanyaan Lanti, karena moodnya sedang rusak parah. Yang dia inginkan hanya rebahan diatas kasur empuk, lalu esok paginya keadaan menjadi normal. Normal dalam artian Kirana mengerti segalanya. Tapi, itu bukan ide yang bagus. Itu adalah sesuatu yang tidak mungkin terjadi.
Lanti mensejajarkan langkahnya dengan langkah Dimas. Berusaha untuk tetap mengimbangi adiknya itu. Dimas tahu, kakaknya tidak akan pernah menyerah sebelum dia mendapatkan jawaban.
"Abis dari Batu," jawab Dimas pada akhirnya. Tapi rupanya Lanti tahu, bukan hanya sekadar pergi ke Batu.
