"Bokap gue itu sakit Ge, orang sakit itu di obatin bukan gue yang disuruh kawin."
Tangan wanita itu merampas potongan kentang goreng terakhir yang nyaris masuk kedalam mulut lawan bicaranya.
"Ya mungkin obatnya itu dengan lo kawin Lin."
Sambil menggerus kentang goreng yang masuk kedalam mulut, mata wanita itu mendelik tidak suka. Dia merasa diskusi dengan Gema bukan solusi yang baik.
"Mana ada sih obat orang sakit itu kawin." Tandasnya. "Lagipula gue mau kawin sama siapa coba? Pacar aja enggak ada. Sama tembok?"
Pria di depannya langsung terbahak membuat orang-orang di sekitar yang sedang menikmati makanannya sampai menoleh penuh selidik ke arah mereka.
"Bukannya lo lagi deket sama si Mail Mail itu yak?"
"Mail?" Lintang menyipitkan matanya berusaha mengingat sebuah nama Mail.
"Itu.. cowok yang kata lo gantengnya enggak ada obat."
Wajah Lintang langsung terang karena sebuah ingatan yang datang. "Malik Ge Malik. Mail mah satpam di kosan gue."
"Iya itulah maksud gue."
