Kirana membalikan tubuhnya, dia sempat menegang mendapati Dimas berdiri di belakangnya dan mulai mendekat. Sementara Agatha cuma berdiri santai dengan seringainya yang terlihat puas. Entah apa yang gadis itu pikirkan, tapi Agatha tampak senang Dimas curi dengar pembicaraan mereka.
Kirana mengusap belakang lehernya yang terasa panas, dia langsung memutar otaknya untuk menemuka kalimat apa yang tepat untuk dijadikan alasan dari pertanyaan Dimas. Biasanya otaknya akan encer dan bekerja lebih cepat dari biasanya di saat saat genting dan mepet.
"Agatha salah," ucap Kirana pada akhirnya. "Dia salah, kenapa dia datang ke rumahmu pagi-pagi begini. Harusnya dia nunggu aku aja di kosan." Kirana cukup terbata-bata memberikan penjelasan kepada Dimas. "Iya kan, Tha?" Kirana memberikan tatapan tajam pada Agatha, berharap gadis itu mengerti dan mengiyakan kata-katanya.