Kevin menatap wanita yang duduk telengkup di ranjangnya dengan pandangan menilai. Wanita itu cantik, dengan rambut hitam ikalnya yang diikat rapi. Kevin tidak pernah menggunakan kata cantik untuk wanita manapun selain Abel, tidak peduli secantik apapun wanita itu.
Pria itu mengalihkan pandangannya dan menatap sekelilingnya dengan bosan. Da merasakan tubuhnya kaku, berat sekali utuk di gerakan. Kepalanya pusing dengan pandangan yang sedikit kabur.
Perlahan dengan hati-hati dia menggerakan tangannya, mengangkatnya seolah itu beban yang sangat berat, mengusap pelan kepala Abel, takut membangukan wanita itu. Tapi sentuhannya benar-benar membuat Abel terbangun. Tidak, dia tidak bena-benar tertidur.
Abel mengangkat kepalanya. Pertama kali yang dia lihat dari Kevin adalah senyumannya. Senyuman yang sama, senyuman yang sangat dia rindukan setengah mati.