Tristan berlari di sepanjang koridor rumah sakit. Raut wajahnya tampak cemas dan dia tidak henti-henitnya mengumpat dalam hati. Dia sudah menyuruh Abel untuk menjaga diri baik-baik, tapi lihat apa yang terjadi. Wanita itu bahkan hampir mati ditabrak mobil.
Tristan membuka pintu ruang rawat Abel dan mendapati wanita itu sedang berbicara dengan seorang dokter. Sepertinya wanita itu tidak terluka parah. Hanya beberapa lecet di tangan dan kaki, dan bagian lengannya tampak diperban. Baguslah, setidaknya wanita itu tidak sampai harus dirawat berhari-hari.
Tristan melangkah masuk, membuat dua orang itu mendongak. Dokter itu pamit dan meninggalkan mereka berdua di dalam ruang rawat itu.
"Aku nggak apa-apa dan sudah boleh pulang. Lagipula aku nelpon kamu karena nggak mau bikin Mama sama Papa cemas." Cerocos Abel sebelum Tristan mengeluarkan sepatah kata. Tristan berdecak.