Pikiran Abel melayang-layang entah kemana. Abel menggeliat merasakan sekujur tubuhnya yang kaku. Wanita itu perlahan membuka setengah matanya dan cahaya matahari langsung menerpa wajah.
Setelah Abel bisa membuka mata dengan sempurna, dia merasakan kepalanya berdenyut pusing. Abel memegang keningnya, lalu memijatnya berharap sakit di kepalanya hilang. Pandangannya menyusuri setiap sudut ruangan ini. Dia tidak tahu ini dimana. Yang jelas ini di sebuah kamar yang besar serta mewah dan Abel berada di atas ranjang besar dengan selimut bulu angsa yang hangat dan lembut. Bahkan tubuhnya enggan beranjak saking nyamannya. Jadi ini dimana?
Pandangannya berkeliling mencari tanda-tanda yang bisa memberitahu Abel tempat apa ini. Abel bangun lalu melihat jendela yang persis berada di samping ranjangnya. Sesuai dugaannya ini masih di Jakarta. Dan ini masih pagi.