Di malam yang dingin ini, aku merasa hangat. Rengkuh anak tangan Abi di tubuhku, membuat aku merasa terlindungi. Dia bergerak, menaikkan tubuhnya hingga sejajar denganku, kemudian menyandarkan kepalaku di pundaknya. Bahunya yang lebar, selalu menjadi pelindung untukku dan anak-anak kami.
"Apapun akan aku lakukan untuk membuatmu bahagia, dan.. dan.. " ucapnya terbata-bata. Seolah ragu ingin menyampaikannya. "Dan.. tetap hidup."
Aku tersenyum getir, menatap dinding flat ini dengan kekosongan. Ruangan ini terasa sangat sempit dan sesak, kebisingan yang ada diluar sana, seperti sudah tersedot oleh ketenangan. Ruangan ini, menjadi sepi. Hanya ada embusan napas kami yang jelas terdengar. Dan detak jantung kami yang nerdentum tidak karuan.