Sera mematung di tempat. Sorot matanya tajam menghujam kedua bola mataku. Dia menjatuhkan buku Kidung Sunyi itu ke lantai. Dia bergerak mundur, membentur laci meja. Dia mengerjap, memalingkan wajah ke sana kemari. Kemudian memyunggingkan ujung bibirnya.
"Maaf, kalau pertanyaanku terlalu lancang." Kataku. Tiba-tiba merasa tidak enak hati. Takut dia tersinggung atau apa.
Kemudian seorang perawat muncul, masuk ke dalam kamar. Dia pasti akan memeriksa ku.
"Selamat sore, Bu Ana." Sapa seorang perawat itu. "Saya suster Dini. Saya akan memeriksa Anda, sekarang. Maaf, Ibu bisa tunggu di luar." Perawat itu berbicara pada Sera. Dan wanita itu tergagap.
*Oh, oke." Katanya terbata-bata. "Kalau begitu, aku sekalian pamit saja, An." Ucapnya, kemudian bergegas keluar dari kamar ini.
"Tunggu, Sera." Aku memungut buku Kidung Sunyi yang tergeletak di lantai. "Ketinggalan." Aku memberikan Buku tersebut pada Sera.