Aku menatap kertas putih itu penuh dengan kekosongan. Menyelami huruf demi huruf yang tersusun rapi menjadi sebuah kalimat yang mengerikan untukku. Selama ini, aku hanya sekadar mendengar kabar tentang penyakit itu. Tapi, sekarang justru aku menjadi bagian dari mereka. Dari sekian banyak populasi manusia di dunia ini, kenapa harus aku.
Gumpalan awal hitam berkumpul menutupi langit sore. Aku memandang lukisan sendi itu lewat jendela yang terbuka. Merasakan embusan anginnya yang menyesap masuk ke dalam kamar. Sebuah pertanyaan yang yang sama masih terus bercokol di benakku.
Ada apa dengan aku?