"Biasanya, demi menutupi kebohongannya, seseorang akan lebih dulu marah pada kita. Tujuannya, agar kita merasa bersalah telah membuatnya marah. Ya, orang yang merasa bersalah dan takut kebohongannya terbongkar, dia akan mengubah persepsi lawan bicaranya."
Aku mendengar Naya berbicara lewat telepon dengan temannya. Tapi apa yang dikatakan wanita itu sama persis seperti yang aku alami pagi tadi bersama Abi. Seharusnya dalam dialog tadi pagi, aku yang marah padanya karena melihatnya bersama dengan wanita lain. Tapi pria itu justru marah-marah padaku, dan menuduhku melakukan hal yang tidak-tidak dengan Ben. Astaga! Ben. Dia tahu, Ben siapa.
Apa yang dikatakan Naya pasti benar. Dia sudah belajar lebih dari lima tahun tentang kepribadian manusia. Pasti sedikit banyaknya dia tahu.
"Kau ingat, pria berkaca mata yang tiba-tiba meminta no ponselku?" Vivi bertanya. Aku nyaris lupa kalau dia ada di hadapanku.
"Ya," jawabku tidak begitu bersemangat. "Aku ingat pria berkaca mata itu."