Rawnie terbangun dari tidurnya tatkala matahari pagi telah menampakkan diri. Ia terlalu nyenyak dalam tidurnya malam itu. Saat matanya yang terpejam mulai terbuka, ia langsung tersadar bahwa seseorang yang semalam mendekapnya sepanjang malam kini tidak berada di sana. Ia bangun dari ranjang itu kemudian mengikat asal rambutnya yang belum disisir.
Meskipun saat ia terbangun, pria itu tidak berada di sampingnya lagi, justru membuat dirinya merasa lega. Dia tidak bisa berhenti membayangkan kejadian yang semalam. Sesekali menyunggingkan senyum ketika bayangan itu terlintas. Rawnie tidak paham bagaimana mungkin ia menjadi terombang-ambing oleh perasaannya sendiri.
Andai dia menyadari bahwa perasaan yang timbul saat itu merupakan rasa nyaman yang ia miliki ketika bersama dengan pria tersebut. Tanda-tanda yang memang belum tampak lebih jelas. Jika seiring dia bisa memahami maka bisa jadi ia akan menyadari kemauan hatinya yang sebenarnya.
