Saat hendak menghindar, Rawnie justru mendapat dekapan dari pria di belakangnya. Ia berusaha melepas pelukan itu dengan paksa. Rasanya ia ingin menangis saat bibir pria itu hendak menempel di ceruk lehernya.
Bugh!
Bogeman keras mendarat tepat di wajah pria itu. Ansel datang dengan emosi yang meluap. Terlebih lagi saat matanya berpapasan pada netra Rawnie. Setetes air mata yang keluar dari matanya semakin membuat Ansel seperti kesetanan. Dia bahkan tidak memberi ruang sedetik pun pria itu untuk melawannya. Ansel tidak hanya melakukan pada satu pria saja, tetap ia juga memberikan balasan yang sama pada pria satunya yang juga sempat melawan dirinya.
"Ansel sudah cukup!" Rawnie berusaha untuk melerainya. Kedua preman itu bahkan sudah tergeletak lemas di bawah.
"Seseorang tolong bantu hentikan ini!" dia bahkan sampai berteriak namun tidak ada seseorang pun yang menggubrisnya.