Ansel menarik gas dengan brutal. Dalam hatinya ia berkata agar bisa sesegera mungkin menemukan keberadaan gadis itu. Padahal dia sendiri tidak paham betul jalanan kota ini. Ia berjalan dengan motornya mengikuti setiap arah dari kata hatinya. Ansel berharap semua akan baik-baik saja sampai dia berhasil menemukan Rawnie.
Di sisi lain seseorang gadis tengah meratapi nasib buruk yang kembali ia dapatkan hari ini. Hatinya hancur, perasaannya begitu kecewa ia seolah ditikam berkali-kali dengan berita itu.
Rawnie, gadis itu berteriak menjambak rambutnya sendiri. "Arghh! Kenapa harus selalu seperti ini?"
Rawnie sangat lelah untuk menerima cobaan ini sendiri. Gadis itu menyandarkan tubuhnya di sebuah tembok pembatas. Mungkinkah semuanya akan berakhir sekarang. Rawnie fikir seperti itu, kali ini dia benar-benar putus asa.
Brukk
Pintu itu terbuka dengan dorongan kasar. Seseorang menerobos masuk kedalamnya.
"Ansel."
