"Hah? Dou iu koto?" tanyanya dengan nada tak suka kepadaku.
"Kau yang memberikan mereka izin dan kebebasan untuk melakukan hal tidak senonoh di tempat umum apalagi kepada para perempuan. Aku tidak bisa tinggal diam melihat mereka diperlakukan seperti itu oleh anak-anak buahmu. Jika kau tak memberi kebebasan mungkin aku tak akan melakukan penyerangan," jawabku. Dia terdengar mendesis.
"Siapa kau sampai-sampai berani melakukan hal itu hah? Di sini akulah pemimpin, penguasa dan berhak memutuskan apa yang ingin aku lakukan," katanya.
"Ya sebenarnya aku pun tidak sudi ikut campur apalagi bertemu dengan pria egois sepertimu. Hanya saja entah mengapa hatiku terus berteriak untuk membantu mereka dan menjauhkan mereka dari para anak buah biadabmu itu," balasku. Wajahnya nampak kesal bahkan kini tatapannya tajam sekali.
"Jadi kau akan membawa kami ke penjara seperti yang dirumorkan?" tanya Kazuma tiba-tiba membuat pria di depanku itu menoleh kepadanya.
