Hujan semakin bertambah deras, bahkan terdengar suara gemuruh dari atas sana. Tak lama seorang jongosku datang dengan membawa payung dan ia berkata jika Kathriena meminta ia untuk menjemput kami. Aku segera melepaskan pelukanku terhadap Albert dan mengajaknya untuk pulang. Ia mengangguk lalu kami pun berjalan berdampingan meninggalkan tempat ini. Ku katakan kepadanya aku akan menemani ia dan Marysa hingga beberapa hari ke depan, namun rupanya ia menolak dan meminta aku juga keluargaku untuk membiarkan mereka berdua saja. Tentu aku tak dapat memaksa keinginanku. Walau mereka bersedih dan membutuhkan hiburan, tetapi mereka juga membutuhkan ketenangan batin di dalam rumah mereka.
"Apakah Marysa bersama Kathriena?" tanya Albert dengan suara parau.