"Ja, aku tidak bisa melarang suamiku jika memang ia sangat menginginkan perkebunan lada itu," balasku. Ku lihat Diederick terkejut dengan apa yang kuucapkan.
"Sungguh?" tanya Diederick tak percaya. Aku membalasnya dengan satu anggukan dan aku tersenyum ke arah suamiku itu. Terlihat ia membalas senyumanku dengan wajah senang. Kami pun segera menghabiskan sarapan kami, Tuan Bleecker bilang ia dan Diederick harus segera berangkat sebelum siang tiba. Oh ya, Diederick dan Tuan Bleecker sepertinya sengaja untuk tak memberi tahu anak-anak akan kepergian mereka itu.
Setelah sarapan selesai, kami pergi ke teras rumah untuk mengantarkan kepergian Diederick dan Tuan Bleecker.
"Tunggu aku apapun yang terjadi. Jangan pernah pergi jauh dari rumah ini, Sayangku!" ujar Diederick sembari memeluk dan mencium puncak kepalaku.
"Tentu saja." balasku.