Sebelum menikah sudah ku katakan pada mereka jika aku memiliki istri dan anak yang harus menjadi keutamaanku dan seharusnya mereka menerima segala resikonya. Aku sudah siap dengan segala resiko yang akan ku terima suatu saat nanti dan saat ini selalu ku jalani dengan sabar, namun kenapa mereka terutama Amalia tak mau menerima resiko yang terjadi?
Aku yang sudah kesal dengan Amalia pun berkata, "Kalau begitu silakan kau tinggal saja dengan orang tuamu, aku harus kembali ke Buitenzorg untuk mengurus perkebunan."
Ucapanku membuat Amalia menangis. "Nee! Jika kau pergi, ku pastikan jika aku tak akan kembali ke sana lagi," ancamnya.
"Diederick! Kau jangan bersikap egois seperti itu," ujar Mama Lucia.
"Di sini aku tidaklah egois, Mama. Seharusnya Mama dan Papa memberi tahu Amalia jika saat ini ia sudah menjadi istriku dan seharusnya ia menuruti apa yang ku perintahkan, bukan aku yang harus selalu menuruti keinginannya," balasku dengan jujur. Sungguh aku tidak tahan dengan keadaan ini.