Entah mengapa dadaku terasa sakit. Pipiku pun masih terasa perih akibat tamparan yang Mama berikan kepadaku. Aku hanya bingung, mengapa semua ini terjadi? Mengapa Mama menamparku? Karena tak ingin terus memikirkannya, aku pun mengambil buku harianku. Aku menulis apa yang terjadi hari ini dan menuliskan pula isi hatiku. Tadi aku tak sempat menulisnya karena ada Marysa dan Arnold. Aku tidak mau mereka tahu jika aku menulis semua isi hatiku di dalam buku harianku ini. Aku tak mau mendengarkan ejekan mereka.