Ku lihat dokter itu pergi meninggalkan kami dan Papa menemaninya. Sebelum pergi, Papa berpesan kepadaku untuk menemani Ningsih dan Ibunya. Aku hanya menuruti perintah Papa. Keadaan Ibu Ningsih sedikit lebih baik saat dokter tadi memasukkan selang bening dengan kantung berisikan cairan tak berwarna ke tangannya. Cairan itu tergantung di sebuah tiang tepat di sebelah ranjang. Ningsih nampak mengkhawatirkan Ibunya, aku pun merasakan hal yang sama seperti Ningsih, tetapi aku tidak tahu harus berbuat apa agar Ningsih tak bersedih.
Di tengah kebingunganku ini, tiba-tiba saja aku merasa ada sesuatu yang dilemparkan ke arahku. Aku menoleh, ternyata seorang anak kecil melempariku sebuah sisa makanan. Dia menatapku dengan tajam lalu kembali ke ranjang tempat orang tuanya dirawat. Aku hanya menatap dia. Ku lihat orang yang ada di ranjang membisikkan sesuatu kepada anak kecil itu sembari melirikku.
Aku pun menghampiri mereka dan bertanya, "Mengapa kau melempariku sisa makanan?"