Tapi tidak ada tidak ada yang pernah membuatnya merasa lebih lengkap daripada tertatih-tatih pada momen ajaib di mana kemungkinan ada di antara mereka. Cium dia. Dia bisa menciumnya. "Tidak bisakah kamu menjadikannya masalahku?" Jiya akhirnya berbisik, menempelkan bibirnya di bibirnya dan merasakan aliran listrik sampai ke jari kakinya. "Aku punya masalah yang n-perlu dipecahkan juga."
"Jangan lakukan itu," dia menekan mulutnya, giginya terbuka. "Jangan berani-beraninya kau bilang vaginamu basah."
Dia terengah-engah karena bahasanya. "Hanya sekali, malam ini saja. Aku sangat"