Geisha berlari saat Malik ingin menangkap tubuhnya. Namun dia malah masuk ke dalam rumah Malik semakin dalam, tapi hanya menjauh lah satu-satunya yang bisa Geisha lakukan.
Malik yang tahu Geisha tidak mungkin bisa lepas darinya, terus mengejar Geisha dengan senyum liciknya. Dia tidak sabar lagi untuk bisa menikmati tubuh indah Geisha, permainan ini hanya membuang-buang waktu saja.
Lalu Geisha melihat sebuah pisau yang ada di meja, dia bergerak mengambil benda tajam itu yang berada di sela-sela buah apel. Dia mengacungkan pisau itu ke arah Malik dengan napas yang masih memburu.
Malik yang melihat itu spontan menghentikan langkahnya, dia tersenyum seolah sangat ramah dan baik padanya. Namun itu membuat Geisha ingin sekali mencongkel matanya. Dia tidak peduli walaupun harus menanggung resikonya nanti. Bahkan dia yang tidak berpengalaman dalam memutilasi orang bisa saja berubah ganas karena menghadapi situasi seperti ini.
"Pergi lo," teriak Geisha.
"Tunggu, sayang. Taruh pisau itu, kalau kamu membunuh saya kamu bisa masuk penjara."
"Gue lebih baik masuk penjara dari pada menyerahkan diri gue ke elo," teriak Geisha.
Geisha merasa masuk jeruji besi akan lebih baik dari pada membiarkan laki-laki itu menjamah tubuhnya. Masa depannya akan lebih jauh terselamatkan dengan menghabisi Malik.
Namun dengan gerakan cepat Malik bisa menyergap Geisha. Dia menahan tangan Geisha dan juga mengambil pisau yang berusaha Geisha pertahankan. Namun kekuatan seorang laki-laki memang terlalu besar untuk dikalahkan. Dia membuang pisau itu, lalu menarik Geisha untuk ikut dengannya.
Dengan sekuat tenaga Geisha mempertahankan tubuhnya agar tidak tertarik oleh Malik. Hingga dia luruh di lantai, Malik pun menyeret tubuh Geisha dengan bokong yang beradu dengan lantai. Geisha yang terus berontak, tapi tidak bisa berbuat apa-apa hingga tubuhnya di seret Malik ke sebuah ruangan.
"Tolong lepasin gue."
Suara Geisha terdengar bergetar, dia menangis membayangkan apa yang akan dilakukan Malik padanya. Dan dia tidak tahu bagaimana caranya untuk melepaskan diri, sekarang hanya Allah lah yang dapat menolongnya.
"Kalau kamu nggak berontak aku nggak akan kasar. Sekarang kamu pilih mau melayani saya dengan baik-baik atau —"
Cuihhh! Geisha meludah tampak jijik.
Malik yang sudah tidak tahan dengan hasratnya langsung menarik Geisha dan melempar tubuh gadis itu ke kasur empuk miliknya.
Geisha terus memohon pada Malik untuk melepaskannya, dia menjerit agar Malik tidak berbuat macam-macam padanya. Namun Malik tidak mempedulikan Geisha yang menangis.
Malik menyeringai menatap gadis cantik dan seksi di depannya. Dan tidak sabar untuk melepaskan hasratnya yang sudah mencapai ubun-ubun. Dia naik ke atas kasur mendekati Geisha yang mundur menghindarinya.
Geisha terus mundur sampai dia tersandar ke sandaran kasur, dia tidak bisa ke mana-mana lagi. Hingga Malik mencengkeram kedua bahu Geisha yang menjerit.
"Tenang sayang, kita akan bersenang-senang."
Malik memajukan bibirnya untuk mencium bibir manis Geisha, spontan Geisha menghindar. Namun Malik berhasil mencium pipinya, dan itu membuat Geisha meradang.
Pakk! Geisha menampar pipi Malik.
Tamparan Geisha terasa perih bagi Malik membuat dia marah. Lalu dengan kasar menarik kemeja Geisha hingga semua kancingnya lepas berguguran. Dengan sekuat tenaga Geisha mempertahankan bajunya. Namun Malik berhasil melepaskan dan membuangnya sembarang. Lalu Malik juga dengan brutal menarik rok selutut Geisha hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya.
Geisha menjerit dan menangis histeris melihat pemandangan ini, laki-laki itu ingin menguasainya. Geisha terus berusaha menggerakkan tubuhnya agar tidak bertemu dengan tubuh Malik, kedua tangannya juga tidak berhenti menghalau Malik. Malik terlihat sangat gencar sekali, dia tidak peduli dengan tangisan Geisha. Yang ada dalam pikirannya sekarang, adalah nafsunya yang sudah berada di ubun-ubun.
Saat harapan Geisha benar-benar pupus dan Malik yang sudah mengunci tangannya. Hingga tinggal selangkah lagi maka Malik benar-benar membuat tubuh Geisha tanpa sehelai benang pun. Dan hancur lah sudah masa depannya.
Namun tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar yang tidak terkunci, setelah dia mendobrak paksa pintu utama. Seorang laki-laki bagai pangeran yang datang untuk menyelamatkan Geisha dari laki-laki jahat di depannya.
Malik langsung ditarik olehnya hingga turun ke lantai, dengan gerakkan bertubi-tubi dia menghajar tubuh dan juga wajah Malik. Dia memberikan pelajaran pada Malik tanpa ampun, tanpa membiarkan Malik berbicara sedikit pun. Dan sekali hantaman lagi Malik sudah tersungkur di bawah, dia memang bukan lawan yang sepadan bagi Kavin.
Atensi Kavin beralih pada gadis yang meringkuk di atas kasur dengan wajah yang sembab. Kavin bergerak melepaskan baju kaosnya, memperlihatkan tubuhnya yang atletis. Dia lalu mendekati Geisha, dan memakaikan baju miliknya ke tubuh Geisha yang bergeming. Baju Kavin tampak over size di tubuh Geisha.
Kavin mengangkat tubuh Geisha dari sana menuju luar dan memasukkan gadis itu ke dalam mobilnya. Mobil pun melaju meninggalkan tempat itu, tempat yang Geisha tidak tahu jika malah akan mendatangkan bahaya untuknya.
***
Geisha keluar dari sebuah toilet umum. Dia mengenakan gaun putih selutut yang memperlihatkan bagian lengannya, dan berbentuk v di bagian lehernya. Dia tampak tidak biasa memakai gaun yang indah dan tentu mahal ini. Namun dia tidak punya pilihan lain, dan masih untung dia mendapatkan baju ini untuk menutupi tubuhnya.
Dia tiba di sebuah mobil dan berdiri di depannya, hingga seseorang di dalamnya keluar. Kavin yang dengan dada telanjangnya mengundang banyak pasang mata yang melihat ke arahnya. Mereka tampak terpana hanya dengan satu kali pandangan.
Ya. Geisha baru menyadari jika laki-laki itu tampan. Namun hanya itu, Geisha tidak punya maksud lain.
Sementara Kavin menatap gadis di depannya tidak berkedip, sejenak dia merasa Geisha sangat lah cocok dengan gaun itu. Gaun yang tadinya ingin dia berikan pada Shintia. Dia pikir hanya Shintia lah yang pantas mengenakannya. Namun melihat keadaan Geisha tadi membuat Kavin tidak berpikir panjang lagi untuk memberikannya pada Geisha.
"Ini."
Geisha memberikan kaos Kavin yang tadi dipakainya. Lalu Kavin lekas mengenakan bajunya kembali, membalut tubuhnya yang membuat gadis-gadis ngiler apabila melihatnya.
Geisha sangat merasa beruntung karena Kavin telah datang untuk menyelamatkan dirinya. Seperti yang laki-laki itu katakan di mobil, jika dia hanya berniat ingin melacak handphone miliknya. Namun dia malah tiba di rumah itu, dia melihat motor yang sama persis dengan kepunyaan gadis itu. Hingga Kavin mendengar keributan di dalamnya, entah kenapa hatinya menjadi tidak enak.
Kavin membuka paksa pintu yang terkunci dan mendapati laki-laki yang tengah menindih Geisha. Tentu dia akan melancarkan aksinya jika saja Kavin tidak datang.
Geisha melihat Kavin memukuli Malik dengan hebatnya hingga membuat Malik tidak berdaya. Lalu membawa Geisha pergi dari sana, dia juga memberikan baju untuk Geisha. Semua ini seperti mematahkan prasangka buruk tentang laki-laki itu, yang Geisha pikir hanya lah orang kaya yang sombong.
Bersambung ....