"Silakan kamu ambil ini. Aku baru berpikir kalau aku nggak butuh jam itu, karena Geisha lah yang aku butuhkan."
Sontak Kavin langsung menatap Pangeran, kedua netranya menyala karena amarah. Kavin meradang mendengar perkataan Pangeran yang lancang, begitu emosinya Kavin sampai dia menarik kerah kemeja Pangeran.
"Maksud lo apa?"
"Jam tangan ini memang untuk kamu, tapi Geisha bukan milik kamu."
"Brengsek."
Kavin melayangkan tangannya ingin memukul wajah Pangeran yang mengesalkan, sejak tadi Kavin sudah menahan emosinya. Namun Pangeran terus menguji kesabaran Kavin, hingga apa yang Pangeran ucapkan sangat melukai hati Kavin.
Namun Pangeran menyambut tangan Kavin sebelum tangan itu berhasil menyentuh wajahnya. Pangeran juga melepaskan tangan sebelah Kavin yang berada di lehernya.
"Benarkan Geisha bukan milik kamu, dia belum tentu suka sama kamu," tambah Pangeran lagi.
"Lalu lo pikir Geisha suka sama lo?" sahut Kavin.