Athala melihat Amora sedang duduk melamun, dia tahu pasti istrinya itu sedang memikirkan pemberitaan tentang kakaknya. Kavin selalu saja muncul dengan berita yang tidak bermutu, bahkan mungkin mengalahkan prestasinya.
"Benarkan, sayang?"
Sontak Amora melihat ke asal suara, terlihat Athala sudah duduk di sampingnya. Amora tahu maksud Athala, pasti tentang Kavin. Amora sangat tahu sifat Kavin yang tidak mau kalah, tapi itu berarti dia benar. Entah benar atau tidak pemberitaan itu, tapi Amora tahu siapa kakaknya itu.
"Maksud Mas Athala?"
"Mas Kavin itu nggak bisa dijadikan pemimpin, kelakuan dia aja seperti itu, nggak pernah dewasa."
"Kita nggak bisa menghakimi Mas Kavin," tandas Amora.
"Tapi Mas Kavin selalu mencemarkan nama baik perusahaan," sahut Athala.
"Tolong, Mas, jangan menghina Mas Kavin di depan aku," pinta Amora.
Athala berdecak kesal. Dia sudah berusaha membuat Amora terkena hasutannya, tapi sekeras itu juga dia membela Kavin.