Vano langsung terkesiap bingung. Bukannya mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, ia malah mendapatkan pukulan keras serta cacian dari Trian.
"Apa kau gila?! Kenapa kau memukulku, hah?! Bukankah yang brengsek di hidupnya Cheery adalah dirimu sendiri?!" Vano membentak Trian yang sudah dipegangi tubuhnya oleh Mark.
Sementara Bian hanya diam sembari memijit pangkal hidungnya karena pusing melihat tingkah dua pria dewasa bak bocah itu.
"Apa kalian sudah selesai? Kalau belum pergilah ke suatu tempat untuk menyelesaikan amarah di dada kalian masing-masing. Aku yang akan menunggu Cheery di sini," ucap Bian tanpa menoleh pada keduanya. Cinta segitiga seperti itu membuatnya sakit kepala.
"Lepaskan aku, Mark! Aku bisa menahan emosiku pada bajingan itu!" ucap Trian pada Mark untuk melepaskannya.
Vano yang sudah bangkit dan berdiri kini berjalan mendekat kembali, tapi bukan menghadap Trian, melainkan Bian.