183
Chiraaz tersenyum tipis, ia tidak mau menanggapi perkataan Nyonya Merry. Hatinya masih malas untuk membahas kembalinya dengan Eljovan. Otak Chiraaz malah memikirkan Edward yang saat ini tengah bertengkar dengan Kirana.
"Chiraaz, kenapa kamu diam saja?" tanya Nyonya Merry.
"Hah? Aku--, jangan bahas itu dulu ya Ma. Aku masih belum siap dan tidak tahu harus apa sekarang," jawab Chiraaz.
"Kenapa? Eljovan tidak membujuk kamu kah?"
"Kami sudah dua bulan belum bicara. Dia juga mematikan ponselnya, Ma. Jadi, apa yang mau dibicarakan dengan Eljovan," sahut Chiraaz.
"Dasar keras kepala!" seru Nyonya Merry.
"Memangnya, Mama siap hidup di kampung? Bukannya di sini sudah banyak teman sosialita?" tanya Chiraaz.
"Mama lelah Chiraaz, Mama sudah tua sekarang. Lagipula, rumah di kampung sudah bagus dan nyaman. Jadi, buat apalagi tinggal di sini. Di kampung juga banyak saudara. Di sini, Eljovan ada kamu yang jagain," tutur Nyonya Merry.