133
Chiraaz menyuguhkan minuman pada Eugene dan Edward yang sudah duduk di ruang tamu. Dua pria itu mengobrol sangat akrab, sampai Chiraaz terheran-heran melihat Edward. Sebab, untuk pertama kalinya ia menyaksikan keramahan Edward.
Eugene melirik Chiraaz seraya tersenyum tipis penuh arti. Chiraaz membalas tatapan tajam pada Eugene, lalu duduk di dekat Edward. Mengingat kejadian tadi, Chiraaz merinding ketakutan.
"Beruntung sekali kamu, Ed. Punya asisten cantik seperti ini," kata Eugene.
"Cantik? Biasa saja," balas Edward melirik pada Chiraaz seraya tersenyum sinis.
Chiraaz meremas tangannya menahan geram. Hatinya sebal pada dua pria yang duduk bersamanya.
"Dari dulu, kamu memang tidak suka wanita," kata Eugene.
"Sembarangan! Kamu saja yang tidak tahu kehidupan percintaan ku," jawab Edward.
"Karena hidupku dihabiskan untuk bekerja. Bukan untuk mengurusi orang lain," kata Eugene.
"Pantesan kaku," celetuk Chiraaz bicara pelan.
"Ngomong apa kamu?" tanya Eugene.