128
Eljovan menyuguhkan segelas teh pada Liemey. Hati Liemey bahagia bisa berhadapan dengan Eljovan. Ditatapnya pria itu lekat, bibir Eljovan membentuk bulan sabit, membuat rasa hati dalam diri Liemey kian membuncah.
"Apa istrimu sudah menceritakan semuanya?" tanya Liemey.
"Tentang apa?" Eljovan balik bertanya.
"Aku sudah katakan padanya dan siap berkompromi menjadi istri kedua kamu," jawab Liemey.
Eljovan menelan salivanya medengar perkataan Liemey. Ia tidak menduga jika Liemey tidak sakit hati dengan perkatannya tempo hari. Padahal, ia sengaja menyakiti hati Liemey supaya mundur dengan sendirinya.
"Oh ya, belum sempat cerita dia karena sibuk. Kamu tidak sakit hati dengan perkataanku tempo hari?" tanya Eljovan penasaran.
"Sakit hati? Hahaha, kamu manusia konyol. Liemey, bukan orang yang rapuh," sahut Liemey dengan nada bangga.
"Baguslah." Eljovan tersenyum tipis, ternyata ia terkecoh dengan sikap Liemey.
"Lantas, bagaimana kepuusan kamu, Eljovan?"