Leonardo yang sudah sampai di desa yang bernama desa Indiban, kemudian Leonardo bertanya kepada semua orang yang ia temui di jalanan desa Indiban. Semua orang tidak mau menjawab Dimana keberadaan anak terkutuk itu, karena penduduk desa Indiban sangat membencinya. sehingga tidak mau membahas semua hal tentang anak terkutuk tersebut.
Leonardo mengelilingi desa Indiban tapi penduduk yang ia temui selalu enggan untuk menjawab pertanyaan Leonardo. Sehingga Leonardo berhenti sejenak untuk beristirahat karena kelelahan. Leonardo beristirahat di sebuah rumah tua milik penduduk desa Indiban. Leonardo tidak lagi bertanya tentang anak terkutuk itu karena tau apa yang akan dijawab oleh penduduk desa Indiban.
Setelah merasa tenaganya kembali Leonardo melanjutkan pencariannya untuk mencari anak terkutuk yang memiliki kekuatan petir. Dalam perjalanannya Leonardo menggunakan sebuah motor Trail untuk menuju desa Indiban, ketika Leonardo melaju menyusuri jalan desa Indiban, Leonardo mendapati seorang anak remaja yang sedang di rundung oleh anak yang lain.
Rasa keadilan dalam diri Leonardo membuatnya untuk menghentikan perbuatan perundungan tersebut.
"Hei.. kalian hentikan!!" Pekik Leonardo sambil turun dari motor nya.
Leonardo berlari menuju anak-anak itu di tengah lapangan.
Salah satu anak yang melakukan perundungan itu berkata.
"Dasar anak terkutuk, pembunuh ibu sendiri." Sambil terus menendang dan memukul bersama teman-teman yang lainnya.
Anak yang sedang di rundung oleh anak-anak lain itu ternyata tidak lain dan tidak bukan adalah anak terkutuk yang memiliki kekuatan petir.
Mendengar perkataan dari anak yang merundungnya bahwa anak terkutuk itu membunuh ibunya, membuat anak terkutuk itu menjadi marah dan mengeluarkan kekuatan petir yang ia benci.
"Aku bukan pembunuh!!!!!" Teriak anak terkutuk.
Seketika petir keluar dari tubuhnya dan menyambar anak-anak di sekitarnya.
Tapi Leonardo yang dari tadi sudah berlari mendekat dan melihat sedikit kilatan petir yang akan menyambar anak-anak yang lain langsung mengeluarkan kekuatan yang ia miliki untuk menyelamatkan anak-anak supaya tidak tersambar petir.
Leonardo adalah Agen dari Akademi Superhero, ia memiliki kekuatan untuk merubah dirinya menjadi batu, ia memiliki julukan "Lion Stone" karena ketika dirinya merubah tubuhnya menjadi batu ia memiliki kepala berbentuk Singa.
Leonardo membuat anak terkutuk itu di kurung oleh kubah batu sehingga petir yang dikeluarkan tidak menyambar anak-anak yang lain. Anak-anak yang merundung anak terkutuk itu berlari ketakutan karena melihat kekuatan dari Leonardo dan petir dari anak terkutuk.
Anak terkutuk itu dipenuhi oleh amarah, air mata nya menetes karena kesedihan oleh kenyataan yang menjadikan dirinya memiliki kekuatan petir sampai membunuh ibunya sendiri dan melukai banyak orang. Anak terkutuk itu perlahan membuka mata perlahan lahan karena dia kira bahwa dirinya telah melukai anak-anak yang lain menggunakan kekuatan petirnya.
Tapi ketika ia membuka matanya ia sudah di kurung oleh sebuah kubah yang terbuat dari batu. Perlahan kubah batu tersebut hancur sedikit demi sedikit kemudian anak terkutuk itu melihat seseorang pria yang belum pernah ia temui. Pria itu tersenyum lebar melihat anak terkutuk yang sebelumnya telah mengeluarkan petir yang mampu membunuh manusia.
"Halo nak." Kata Leonardo dengan penuh senyuman di wajahnya.
anak terkutuk itu tidak menjawab sapaan dari Leonardo. Kemudian Leonardo mendekati anak terkutuk itu berniat berkenalan. Anak terkutuk yang tidak mengenali pria yang ada di depannya itu sekarang menjadi cemas dan takut sehingga mengeluarkan petirnya lagi dan mengenai telak Leonardo.
Tapi di luar perkiraan dari sang anak terkutuk, pria yang ada di depannya itu sama sekali tidak terluka sedikitpun oleh petirnya. Leonardo berubah menjadi Singa Batu dan membuat dirinya kebal akan petir.
"Tenang lah nak, aku sama sepertimu memiliki kekuatan spesial." kata Leonardo menenangkan anak terkutuk itu supaya tidak mengeluarkan petirnya lagi.
"Siapa paman ini?" tanya anak terkutuk ke pria yang mendekatinya.
"Aku adalah Lion Stone, Seorang Superhero atau pahlawan, aku disini memiliki tugas untuk mengajak orang-orang yang memiliki kekuatan spesial seperti dirimu untuk menjadi seorang pahlawan dan menyelamatkan orang-orang yang membutuhkan bantuan." Ucap Leonardo menjelaskan tentang dirinya kepada anak terkutuk itu supaya dapat di percayai.
Anak terkutuk sedikit menjadi senang karena kekuatanya tidak melukai pria yang ada di depannya dan mengetahui bahwa didunia ini ada juga orang yang memiliki kekuatan seperti dirinya.
"Siapa namamu?" tanya Leonardo kepada seorang anak remaja berumur 16 tahun yang selalu di sebut anak terkutuk.
"Aku tidak memiliki nama. Tapi orang-orang sering memanggilku Anak terkutuk."
Jawaban yang sangat menyakitkan hati Leonardo karena, anak yang ada di hadapannya ini tidak memiliki nama.
"Dimana rumah sekarang." tanya Leonardo lagi.
"Rumahku di sebelah sana." sambil menunjuk ke suatu arah.
Leonardo yang sudah mengetahui dari desas desus yang beredar bahwa anak yang memiliki kekuatan petir ini telah membunuh ibunya ketika terlahir dan melukai ayahnya, sehingga Leonardo tidak menanyakan keberadaan ayah serta ibunya.
Leonardo mengajak anak terkutuk itu untuk kembali kerumahnya karena Leonardo berniat untuk bertemu dengan ayah dari anak terkutuk itu untuk meminta izin.
Leonardo dan anak terkutuk itu naik motor dan pergi menuju rumah anak terkutuk. Sesampainya di
rumah anak terkutuk, Leonardo turun dari motornya, kemudian mengetuk pintu rumah anak terkutuk.
Seorang pria dengan wajah muram membuka pintu. Melihat seorang pria asing dengan setelan baju yang cukup mewah serta sebuah motor yang terparkir di depan rumah.
"Ada perlu apa ya?" Kata pria yang menjadi ayah dari anak terkutuk.
"Perkenalkan terlebih dahulu, saya adalah Leonardo seorang Agen dari Akademi Superhero. saya bertugas untuk mencari anak anak yang memiliki kekuatan spesial." kata Leonardo mengenalkan diri.
Leonardo melambaikan tangan ke suatu arah, memanggil anak terkutuk untuk mendekat.
Anak terkutuk itu tidak mau bertemu dengan ayahnya karena ayahnya Sangat membenci dirinya.
"Kesini tidak perlu takut."Kata Leonardo.
anak terkutuk tersebut mendekat ke Leonardo dan berdiri di belakang tubuhnya.
Balbad nama ayah dari anak terkutuk tersebut menjadi emosi dan marah, karena tidak ingin melihat anaknya yang telah membunuh istrinya.
"Untuk apa kau membawa anak terkutuk ini kehadapanku. Pergi sana!!!" kata Balbad dengan penuh emosi.
"Sabar pak, saya kesini untuk meminta izin kepada anda, bahwa anak anda akan saya bawa ke akademi superhero." Ucap Leonardo dengan tenang.
"BAWA SAJA ANAK TERKUTUK INI, DIA TELAH MEMBUNUH ISTRIKU DENGAN KEKUATAN SIALANNYA ITU. AKU SUDAH TIDAK MAU MELIHATNYA LAGI. AKU SUDAH TIDAK MENGANGGAP DIA SEBAGAI ANAK KU LAGI !!!!" Balbad berteriak penuh emosi kepada Leonardo.
Leonardo yang mendengar perkataan Balbad menjadi terpancing dan emosi sehingga membuat dirinya berubah menjadi Singa Batu.
"JIKA DIRIMU SUDAH TIDAK MAU MENGANGGAP ANAK INI SEBAGAI ANAKMU AKAN AKU BAWA DIA KE AKADEMI SUPERHERO! AKU BERSUMPAH SEBAGAI SEORANG PAHLAWAN AKAN AKU JADIKAN ANAK INI PAHLAWAN NOMER SATU !!!!" kata Leonardo yang terpancing emosinya.
Balbad kaget melihat perubahan Leonardo menjadi Singa yang memiliki tubuh sekeras batu.
Balbad hanya terdiam kemudian menutup pintu rumahnya dengan kuat.
Suara gebrakan pintu pertanda bahwa Leonardo dan anak terkutuk sudah di usir dan harus segera pergi dari rumah Balbad.
"Ayo kita sekarang pergi ke Akademi Superhero." kata Balbad sambil memegang tangan anak terkutuk.
"Aku akan kembali lagi dan menjadi seorang pahlawan." Teriak anak terkutuk kepada ayahnya yang sudah tidak menganggap dirinya sebagai anak lagi.
Leonardo dan anak terkutuk pergi menggunakan motor meninggalkan desa Indiban.
Ketika mengendari motor Leonardo bertanya kepada anak terkutuk.
"Kau tidak memiliki nama?" Tanya Leonardo yang masih tidak menyangka bahwa anak yang sedang di boncengnya ini tidak memiliki nama.
"Ya aku tidak memiliki nama." jawab anak terkutuk.
"Sekarang aku akan memberimu nama. Nama mu sekarang adalah El Thor. Karena kau memiliki kekuatan petir seperti dewa dalam mitologi." Leonardo memberi nama anak terkutuk itu
EL THOR.
Anak terkutuk itu tidak merespon perkataan dari Leonardo. Tapi air mata jatuh membasahi punggung Leonardo yang sedang mengendarai motor menuju Akademi Superhero.