Britania, 17 Juli 1918
Saat itu kondisi kota tengah porak poranda, seluruh akses kota di jaga dengan sangat ketat. Banyak anak-anak yang mati dengan sangat tragis dalam peristiwa serangan udara yang terjadi tadi malam. Dengan cepat Jendral Nicolas segera membawa dan memindah kan anak dan istri nya ke tempat yang lebih aman seperti sebuah bunker anti nuklir yangdi buat di dekat pangkalan lapangan udara. Putra tunggal Jendral Nicolas Nampak sangat ketakutan dengan pemandangan yang ia lihat di depan rumah nya, banyak nya korban yang berjatuhan akibat sebuah kapal angkatan udara milik Jerman yang berhasil di tempat di langit Britania saat akan melakukan sebuah serangan.
Dengan cepat istri dari Jendral Nicolas yang di panggil dengan nama nyonya Elliot itu pun langsung menarik tangan anak nya dan menyuruh nya untuk masuk ke dalam mobil. Sejak tahun 1914, perang pecah begitu saja akibat terbunuh nya Archduke Franz Ferdinand dari Austria. Sejak Frank di lahir kan, diri nya terus menerus berada di dalam kobaran perang yang terjadi di seluruh dunia. Tahun ini usia nya sudah memasuki empat tahun, dan diri nya masih tidak bisa menghirup sebuah nafas yang segar dan kebesan dari seorang anak yang sangat ingin menikmati masa kecil nya dengan bermain.
Di sepanjang Jalan, Frank terus menerus melihat ke luar jendela dan memandangi semua nya dari balik jendela mobil. Dengan mata nya yang kecil, Frank pun melihat sebuah ledakan yang melambung tinggi ke udara. Jendral Nicolas dan nyonya Elliot pun melihat hal itu juga, dengan cepat Jendral Nicolas pun langsung melaju kan mobil nya dengan sangat cepat untuk meninggal kan tempat tersebut.
" sayang—tutup mata Frank!" teriak Jendral Nicolas.
Dengan cepat Nyonya Elliot pun langsung mengambil sebuah kain dari kotak yang ia bawa, ia pun mengikat kan nya pada Frank dan menyuruh nya untuk tetap mengabai kan apa saja yang ia dengar. Tempat kelahiran nya sudah benar-benar hancur, banyak para tentara yang datang dan mengambil alih semua area. Saat mereka semua tiba di sebuah markas angkatan udara, di depan pintu masuk terlihat banyak nya tentara yang berjaga di sana dan mengaman kan semua nya. selain itu banyak juga para tentara dan para petinggi yang lain nya yang membawa keluarga mereka masuk dan berlindung di sebuah bunker.
" Ayah, setelah ayah mengantar kan kami apakah ayah akan berlindung Juga bersama kami?" Tanya Frank kecil dengan sangat polos nya.
" tidak sayang,ayah akan tetap berada di luar untuk melawan mereka yang telah menghancur kan tempat tinggal mu itu. Nanti jika kau sudah besar, kau harus menjadi seperti ayah yang melindugi semua orang dan keluarga mu di saat-saat seperti ini." sahut Jendral Nicolas.
Ia pun akhir nya kembali pergi dengan para petinggi Jendral yang akan mengada kan sebuah pertemua darurat di suatu tempat. Frank hanya bisa melihat ayah nya pergi begitu saja meninggal kan diri nya bersama dengan ibu nya, bersama dengan para wanita dan anak-anak yang lain nya. mereka semua berdoa atas keselamatan suami mereka yang akan kembali menghadapi masalah ini dengan sang perdana menteri. Saat ini Frank tidak tahu apa itu perang dan apa itu politik, yang ia ketahui dan ia lihat adalah sebuah kematian orang-orang yang begitu nyata dan kejam nya yang terekam di dalam memori otak nya yang masih muda.
Keadaan di luar sana sangat begitu mencekam, serangan udara membombardir Britania dengan sangat luar biasa banyak nya. mereka seperti ingin menghabisi semua orang di Britani dengan satu hari saja, mereka yang rumah nya sudah di lengkapi dengan ruangan bawah tanah berlapis baja pasti sudah dapat berlindung dari serangan udara dari tentara Nazi Jerman. Tapi apakah mereka yang memiliki segala nya dapat memikir kan bagaimana orang-orang yang ada di kalangan bawah yang tidak memiliki sebuah tempat untuk mereka berlindung, sampai akhir nya mereka lah yang lebih dulu mati dengan sangat sia-sia di luar sana dan berserakan di jalan.
Di ruang pertemuan telah berkumpul para petinggi dan perdana mentri yang akan menyusun rencana sebuah serangan balik terhadap para tentara Nazi jerman. Saat di dalam pertemuan, sang perdana mentri menyerah kan semua strategi perang di pimpin dan di tentukan sang petinggi militer. Saat ini diri nya sangat mengingin kan keselamatan yang lain nya terlebih dahulu dan sambil berusaha untuk menyusun semua segal strategi nya. Jendral Nicolas merasa ini sangat lah bertele-tele dan lama, mengapa tidak di bagi dalam dua bagian saja dalam penyerangan dan pengamanan wilayah. Jika hanya menunggu dan terdiam, maka akan lebih lagi menjatuh kan korban jiwa.
" Pak, kenapa kita tidak tidak membicara kan nya dengan Negara sekutu yang lain nya? kita bisa memberikan sebuah laporan agar mereka bisa membantu kita, kita tidak bisa hanya menunggu seperti ini. kita memiliki orang-orang yang kita sayangi, jika kita tidak bertindak dengan cepat maka mereka akan dengan cepat menghabisi keluarga kita." Ucap Jendral Nicolas yang seperti telah memotivasi para petinggi yang lain nya.
Para petinggi yang lain nya pun langsung saling bertatapan, mereka pun mulai setuju dengan saran yang di berikan oleh Jendral Nicolas. Dengan cepat para petinggi langsung membuat sebuah siaran pada Block sekutu melalui sambungan radio, dan yang pertama kali menanggapi sinyal tersebut adalah petinggi dari Prancis. Tidak lama kemudian Negara sekutu lain nya pun juga ikut merespon sinyal radio yang telah di pancar kan oleh petinggi inggris.
Terlihat senyuman di wajah sang Jendral, diri nya sangat mengingin kan jika perang yang sudah berlangsung selama 4 tahun ini harus secepat nya berakhir. Diri nya sangat ingin melindungi keluarga nya dari perang dan genjatan senjata, mungkin saat ini anak dan istri nya pun telah berharap agar diri nya bisa kembali dengan cepat ke tempat persembunyian yang ada di sebuah camp angkatan udara. Ia sudah berjanji kepada Frank jika diri nya akan kembali dengan selamat dan hidup bersama dengan mereka lagi.
Di dalam sebuah bunker yang di jadi kan sebagai tempat persembunyian, nyonya Elliot mencoba untuk menidur kan Frank kecil dengan menyanyikan nya sebuah lagu tidur agar Frank tidak merasa kan ketakutan yang ada di luar. Di dalam hati nya, nyonya Elliot sangat cemas dengan suamin nya masih tidak kunjung kembali ke camp, tapi diri nya tidak bisa mengekspresikan nya karena diri nya takut jika Frank akan ikut cemas dan memikir kan ayah nya. Frank terlihat telah tertidur lelap di dalam pelukan sang ibu sambil memeluk sebuah mainan yang ia bawa dari rumah nya saat ia pergi dari sana.