Chereads / Love or Hate ? / Chapter 2 - 2. Begin (2)

Chapter 2 - 2. Begin (2)

Pagi ini Anya bangun tidur seperti biasanya, mandi di jam yang sama, sarapan di jam yang sama, dan berangkat ke kampus, sama seperti biasanya.

Hanya satu yang berbeda, lelaki bertubuh tinggi dan tegap yang tersenyum manis ke arahnya dan menghadang dirinya memasuki ruang kelasnya.

"Hai, kau tidak datang ke pohon itu kemarin" Kata Naren.

Memang sedari kemarin, Anya enggan untuk pergi ke pohon belakang sekolah, enggan bertemu lelaki mesum dihadapannya ini.

"Maaf aku sibuk kak" Anya berkata sembari mencari celah untuk lewat.

"Eits, mau kemana" Kata Naren yang kembali menghalangi jalan Anya untuk masuk melalui celah di lengannya.

"Aku harus masuk kak, sebentar lagi terlambat, aku tak punya waktu untuk meladeni sifatmu ini" Anya berkata sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Janji dulu padaku, nanti siang datang ke pohon itu, ya ya ya"

"Aku tak bisa, aku sibuk, minggir!" Anya berusaha mendorong - dorong tubuh Naren yang menghalangi jalannya.

Naren menahan kedua tangan Anya yang mendorong tubuhnya dengan erat.

"Lepaskan aku" Anya berusaha menarik kedua tangannya tapi dia kalah kuat.

"Tidak, janji dulu dong" Naren menatap kedua mata gadis di depannya, dengan senyum yang terus melekat di bibirnya.

Anya yang sudah tidak memiliki tenaga untuk melawan pun pasrah, kemudian menganggukkan kepalanya.

"Yey, oke kutunggu di sana ya, bye bye" Naren pun melepaskan genggamannya pada kedua tangan Anya dan melangkahkan kakinya pergi ke ruang kelasnya, tak lupa melambaikan tangannya sampai menghilang di balik tikungan.

"Ahh, lelaki aneh" Anya menghela nafasnya dan kemudian melangkahkan kakinya masuk ke dalam kelas.

.

.

.

.

.

Jam pertama sudah berakhir, waktunya menunggu mata kuliah selanjutnya yang akan dimulai 2 jam lagi.

"Anyaaa" Seorang lelaki berlari ke arahnya, kemudian merangkulkan tangannya pada pundak si gadis.

"Hai Brian" Sapa Anya pada Brian.

"Mau ke kantin ? aku lapar" Brian berkata sambil memegangi perutnya tanda lapar.

"Umm, boleh ayo" Ajak Anya.

Setelah sampai di kantin mereka berdua mulai menyusuri deretan kedai, Anya menyisir satu persatu makanan apa yang akan dia pilih hari ini. Sementara Brian sibuk memutar kepalanya kesana kemari, seperti mencari seseorang yang mungkin saja berada di kerumunan itu.

"Aku ingin nasi goreng ayam yang pedas, kau ingin makan apa bri?" Kata Anya, setelah tidak terdengar kata apapun dari temannya, Anya memutar tubuhnya untuk melihat ke arah Brian, yang masih sibuk menyisir area kantin.

"Hei, Febrian kau dengar aku" Tanya Anya.

"Oh iya iya, aku samakan saja denganmu" Kata Brian.

"Kau mencari Dean ya? Kalian belum berbaikan ?" Anya bertanya sambil menarik tangan Brian ke arah salah satu stan makanan.

"Belum, dia masih marah padaku, bagaimana ini, kemarin itu kan hanya salah paham" Brian menangkupkan kedua tangannya pada wajahnya.

Anya terlihat tidak mau ambil pusing atas perkataan lelaki di hadapannya ini, dia berbalik ke arah temannya lalu berkata

"Kau antri disini, pesankan makananku dan milikmu, aku akan mencari tempat duduk untuk kita, dan akan ku carikan Dean untukmu okay ?" Kata Anya menepuk - nepuk bahu sahabatnya.

"Okayy, kau memang bisa diandalkan" Brian memberikan dua jempolnya pada Anya.

Setelah itu Anya berjalan menuju meja yang kosong, dan duduk di situ, memainkan Smartphonenya sebentar, kemudian menyapu matanya menyisiri kantin.

Tak lama dia melihat seorang lelaki lain masuk ke dalam area kantin dan berjalan dengan pelan, Anya yang melihat itu berdiri dari duduknya dan melambaikan tangannya pada lelaki itu,

"Dean, disinii" Kata Anya sambil berteriak.

Dean yang merasa terpanggil menengok ke kanan dan ke kiri, untuk menemukan gadis mungil di pojok ruangan yang sedang melambaikan tangan ke arahnya, buru buru dia berjalan menuju ke arah gadis itu berada.

"Kau wanita tapi tak tau malu sekali, jangan teriak - teriak dong, aku malu tau" Dean duduk di hadapan Anya, sambil mengomel.

"Iya iya, kan aku takut kau tidak dengar tadi" Kata Anya sambil mengaduk minuman yang ia pesan.

"Kau sendirian saja ?" Kata Dean.

"Tidak aku bersama, nah itu dia" Kata Anya sambil menunjuk arah belakang Dean.

Brian yang melihat Dean duduk bersama dengan Anya buru - buru berjalan ke arah mereka dan kemudian meletakkan piring yang di bawanya ke atas meja.

Dean yang melihat Brian mendekat, hendak beranjak dari duduknya, sebelum sebuah tangan menangkup pergelangan tangannya.

"Jangan pergi, aku minta maaf" Kata Brian sambil berusaha menahan Dean yang tetap ingin beranjak.

"Lepaskan, aku tidak ingin mendengarkan ucapanmu" Kata Dean masih pada pendiriannya.

"Kenapa ? aku sudah bilang yang kemarin itu salah paham, aku bisa jelaskan kok" Kata Brian dengan nada yang mengecil.

"Kalau begitu jelaskan sekarang" Dean menarik tangannya dengan kuat, kemudian meletakkan kedua tangannya di depan dada dan kembali duduk ke tempatnya.

Brian yang melihat itu, ikut duduk di samping Dean kemudian mulai menjelaskan.

"Kemarin yang kamu lihat jalan bersamaku di Mall itu kakak perempuanku, dia memang manja begitu, lagipula kamu kan belum kenal keluargaku jadi pasti belum tau, maaf ya" Dean mengoyang - goyangkan lengan Dean.

Dean yang mendengar hal itu, terus melihat ke arah lain, dengan wajah yang tersipu malu, karena kali ini dia benar - benar salah paham.

Brian kembali menggoyang - goyangkan lengan Dean.

"Kau masih marah ya? Maaf sayang, aku berkata yang sejujurnya kok, tidak dibuat - buat ini" Kata Brian.

"Ish iya iya, maaf juga karena salah paham" Dean perlahan berbalik menuju kekasihnya dan menunjukkan raut sedih.

"Maaf ya, besok aku bilang deh mau pergi sama siapa" Kata Brian.

"Okay, janji ya" Kata Dean tersenyum malu.

Kemudian keduanya mulai menautkan tangan mereka satu sama lain.

Anya yang sedari tadi sibuk menyantap nasi gorengnya, mendadak berhenti memakan nasi goreng yang tinggal setengah di piring.

Sial, nafsu makannya hilang karena pertengkaran tidak penting dan paling tidak jelas, yang di lakukan oleh pasangan di depannya ini. Anya memutar bola matanya tanda tidak peduli, sudah biasa juga pikirnya, kemudian dia kembali menyantap makanannya.

Dean dan Brian ini pasangan Gay, mereka hanya terbuka pada teman yang dekat saja, selain itu orang - orang hanya mengetahui mereka sahabat yang sangat dekat.

Anya bertemu ke dua orang ini saat ospek mahasiswa baru di mulai, dan ternyata ke dua orang ini sudah berpacaran dari pertengahan Sekolah Menengah Atas.

Anya bukan orang yang memusingkan tentang orientasi seksual orang lain, selama orang itu tidak menganggu atau membuat masalah dengannya, itu tidak menjadi hal besar untuknya.

"Aku sudah selesai, aku harus bertemu seseorang setelah ini, bayarkan milikku ya anggap saja pajak baikan, bye" Kemudian Anya melangkahkan kakinya keluar dari area kantin.

"Heii, wanita ular memang, tidak pernah ikhlas jika membantu" Gerutu Brian sambil melihat kepergian temannya.

"Udah, biarin aja sekali kali lah bantuin temen" Kata Dean sambil mengelus kepala pacarnya.

"Okay kalau kamu yang bilang aku iyain hehe" Brian berkata sambil tersenyum manis pada Dean.

.

.

.

.

.

Di cerita ini aku tidak mengajari kalian untuk menyukai hubungan sesama jenis, atau orientasi seksual apapun, hanya ingin mengajak kalian membaca dan merasakan dari sisi kehidupan cinta yang lain.