Alzyas tahu apapun yang terjadi di dalam hidupnya itu semua sudah di atur oleh yang maha kuasa, dia juga tidak bisa harus terus menerus meratapi kesedihannya atas kepergian kedua orangtuanya yang masih meninggalkan luka yang mendalam.
Hidup terus berjalan dengan ketepatan yang sudah sang pencipta tetapkan, sedangkan kita sebagai manusia hanya menjalankan apa yang sudah digariskan olehNya.
Walaupun kebersamaanya bersama Emely ibu kandungnya hanya sebentar, tapi Alzyas tetap merasa bersyukur karena masih memiliki waktu bersamanya. Sekilas balik Alzyas mengingat betapa dia sangat membenci Emely sebelum tahu semua kebenaran yang ditutup rapat oleh keluarganya.
Alzyas mengusap air matanya yang kembali menetes, andai dia tahu di awal maka Alzyas tidak akan pernah menyia-nyiakan waktu bersama ibunya.
" kamu ngelamun lagi "
Alzyas tersenyum saat Aditya duduk disampingnya sembari menyeka rambutnya yang menutupi wajahnya yang tertiup angin. Pemuda menatap lekat wajah cantik Alzyas yang selalu menyelimuti hatinya, dia merasa beruntung karena hubungannya dan Alzyas kini kian membaik.
" yang lain pada kemana? " Alzyas celingak-celinguk mencari keberadaan sahabat-sahabat tengilnya
" anak-anak cewek lagi nyiapin barbeque, dan yang cowok lagi pada main game " Aditya merenggangkan otot-ototnya yang terasa pegal lalu kembali menatap Alzyas seakan tidak ingin melepaskan keindahan dari pandangannya.
" terimakasih karena kamu udah mau memulai semuanya dari awal lagi " Alzyas hanya tersenyum mendengar ucapan dari pujaan hatinya
" awalnya aku sempet mikir mau mengakhiri semuanya karena merasa kalau aku hanya jadi tempat pelarian kamu yang gagal move on " pandangan Alzyas jauh menerawang kedepan
" tapi setelah aku tahu dan dengar semua saat kamu ngomong sama Jassie di rumah sakit, aku sadar kalau ternyata aku salah menilai kamu " lanjutnya dengan nada penuh penyesalan.
" kamu tetap memilih terus jalin hubungan sama aku, walaupun dia yang menjadi cinta pertama kamu datang dan berharap kalian bisa seperti dulu lagi " Alzyas menghela nafas panjang memandang mata coklat Aditya.
" aku memang masih sayang sama Jassie tapi itu nggak sama kayak dulu lagi, sayang aku ke Jassie hanya sebatas sahabat nggak lebih sama kayak aku ke Narina, Shasa ataupun Milly " tegas Aditya sebenarnya masalah mereka hanya karena kurangnya komunikasi.
" maaf " Alzyas benar-benar menyesal atas semua sikapnya
" nggak sepenuhnya salah kamu, disini aku juga salah karena nggak pernah cerita sama kamu tentang Jassie " Aditya memeluk Alzyas yang menunduk karena masih merasa bersalah
" jangan pernah lagi lari dari masalah, dan ingat kamu nggak sendirian masih banyak yang sayang sama kamu " ucap Aditya lagi dan di angguki oleh Alzyas.
Aditya tersenyum dan semakin mengeratkan pelukannya ketika Alzyas membalas pelukannya.
" aduhhhhhhh bangsat ya Lo berdua!!!! "
Aditya dan Alzyas terkejut lalu saling melepaskan pelukan saat ada yang memergoki mereka.
" gue tau kalau kalian udah balikan, tapi ingat tempat dan situasi dong!!!! please hargai yang masih jomblo!!!! " cibir Denny dengan kesal
Denny yang tadi diminta oleh Narina untuk memanggil Aditya dan Alzyas agar bergabung dengan mereka di taman belakang malah menjadi saksi cinta Aditya dan Alzyas yang kembali bersemi.
" idihhhhhhh jomblo apaan " sahut Aditya setengah jengkel karena si mulut nyinyir itu mengganggu kebersamaanya dengan Alzyas
" mana ada jomblo pacarnya selusin " sambung Alzyas dengan terkekeh
" ada kok Yang, tuh buktinya " sahut Aditya yang menggedikan dagunya menunjuk Denny
Denny mendengus kesal, sedangkan Alzyas semakin tertawa lebar melihat Denny cemberut
" buruan barbeque nya udah mau di mulai, Narina sama yang lainnya udah pada nunggu " ujar Denny dengan raut wajah yang masih kesal berlalu pergi begitu saja ketika Aditya dan Alzyas beranjak dari duduk mereka.
" I love you Alzyas "
" I love you to Aditya "
" Gue nggak budek!!!!!! " pekik Denny yang sudah berjalan sedikit jauh dari mereka, dia masih bisa mendengar dengan jelas kalimat manis dari kedua sahabatnya.
Alzyas dan Aditya hanya terkekeh melihat Denny yang terus menggerutu, Aditya menggenggam erat jari jemari gadis pujaan hatinya mereka berharap akan terus seperti ini walaupun akan ada saja masalah yang silih berganti datang dikemudian hari.
" muka Lo kenapa tiba-tiba jadi butek kayak gitu, Den? " ujar Shasa yang melihat Denny datang dengan wajah masam
" mukanya kan emang udah butek dari sananya, Yang " sahut Arga yang mulai memanggang seafood nya
" liat Alzyas sama Aditya pelukan! buat mata gue ternoda " dengus Denny yang ikut Arga memanggang seafoodnya
" jangan ngiri!!!! cewek Lo kan banyak " sahut Joko yang sedang membuat api unggun
" gue kagak pernah ngiri!! gue selalu nganan " lagi-lagi Denny mendengus kesal
" idihhhhhhh nggak nyambung begok " Arga menoyor kepala Denny pelan
" bagus dong kalo Alzyas sama Aditya udah damai " Sammy datang bersama Narina yang membawa daging yang sudah dipotong-potong untuk di panggang
Melihat Narina yang sedikit kesulitan membawa mangkuk besar berisi daging, Joko beranjak untuk membantunya.
" sini biar gue yang bawa " Joko mengambil alih apa yang dibawa oleh Narina
" makasih yah " setelah memberikan bawaan nya pada Joko Narina berlalu pergi menghampiri Shasa.
" mungkin malam ini waktu yang tepat buat Lo ngomong serius sama Narina " bisik Sammy kemudian meninggalkan Joko yang masih berdiam diri.
Aditya dan Alzyas juga sudah ikut bergabung dengan Narina dan juga yang lainnya, suara gelak tawa begitu riuh ditaman belakang rumah Narina, hanya Milly yang tidak ada disana.
Mereka merayakan kelulusan dengan cara mereka sendiri, yaitu berkumpul dirumah Narina karena memang rumah Narina selalu menjadi tempat favorit mereka untuk berkumpul selain cafe milik salah satu keluarga Arga.
Suara petikan gitar yang dimainkan oleh Aditya serta lagu Kemesraan yang dinyanyikan oleh mereka sudah mewakili perasaan mereka masing-masing.
Denny menatap satu persatu sahabatnya senyum manisnya merekah mengingat semua hal konyol apa yang sudah mereka lakukan, perdebatan, selisih paham, dan juga setiap detik kebersamaan mereka.
" nggak terasa yah waktu cepat banget berlalu, perasaan baru kemarin kita pakek seragam putih abu-abu " ujar Denny pandangan nya jauh menerawang kedepan tidak ada lagi nada bercanda yang terdengar darinya dan semua mata kini tertuju padanya
" tumben ngomong Lo bener, Den " cibir Arga, Denny hanya tersenyum kecil menatap Arga dengan sorot mata yang sulit diartikan.
" nggak cocok banget Lo ngomong kayak gini " sambung Aditya yang mengulum senyumnya
" apa yang dibilang oleh Denny benar, gue aja nggak nyangka bisa ketemu sama kalian semua dan menjadi bagian dari kalian " balas Alzyas
" kalian semua selalu ada buat gue, kapan dan dimana pun maaf karena gue pernah buat kalian semua khawatir " lanjutnya dengan mata yang berkaca-kaca
Aditya yang duduk disamping Alzyas langsung merangkulnya, dia mengusap lembut pundak gadis itu dengan penuh sayang.
" Guys..... setelah ini gue nggak tau kapan lagi kita akan ketemu "
Mereka semua melotot mendengar kalimat yang baru saja keluar dari mulut nyinyir Denny.
" Drama Lo!!!! " sahut Joko dengan jengkel dia tidak menyukai dengan ucapan Denny barusan
" Gue serius, Jo! " balas nya dengan tatapan serius
" Lo ngomong apaan sih, Den! kayak besok Lo mau mati aja!!! " seru Arga dan langsung mendapat kotak tissue terbang ke wajahnya dari Shasa
" mulut mu, Yang!!! mau aku panggang sekalian kayak daging-daging ini " ancam Shasa dengan melotot
" lagian, tiba-tiba langsung ngomong kayak gitu kan buat aku keki!!!! " Arga membela dirinya sendiri
" tapi nggak usah bawa-bawa metong dong " sahut Shasa yang semakin dibuat jengkel
" eh kok jadi Lo berdua yang adu jontos!!! kita semua nggak minat liat drama rumah tangga kalian!!! " seru Denny melihat Shasa yang hendak kembali melempar kotak tissue kearah Arga
" jangan sampe ada pertumpahan d***h ya di rumah gue!!! " Narina sedari tadi diam kini ikut mengeluarkan suaranya
" mampus Loh!!!!! udah bangunin macan betina " celetuk Sammy, Aditya dan Alzyas memalingkan wajah mereka menahan tawa melihat Sammy yang langsung kicep saat Narina menatapnya tajam.