"Maafin aku. Save flight."
Membaca pesan itu membuat Salma panik. Ia langsung cemas, karena ini pengalaman pertamanya menempuh pernerbangan luar negeri.
Ia lalu membalas pesa tersebut, dengan perasaan yang resah. Ia berharap Pratama hanya nge-prank. Ia benar-benar tak ingin berangkat sendiri ke Swiss.
"Pratama, jangan bercanda. Aku gimana?"
Pesan terkirim. Beberapa detik berselang, Pratama langsung menelepon wanita itu. Salma langsung menerimanya.
"Pratama, jangan bercanda."
"Tenang aja, ada Mike di sana. Sahabatku di Swiss. Besok dia jemput kamu di bandara. Oke. Kamu santai aja."
"Tapi Pratama ..."
"Aku akan menyusulmu besok. Hati-hati."
Pratama menutup teleponnya secara sepihak, membuar Salma semakin kesal. Ia benar-benar resah dengan situasi ini. Ia tak tahu apa-apa tentang penerbangan luar negeri. Ia takut sekali di Swiss dia nyasar. Apalagi memiliki bahasa inggris yang buruk.