"Bersiaplah!"
Perintah Davino tersebut membuat jantung Sesil langsung berdegub dengan kencang. Ia tak bisa mengatur napas yang berhembus dari mulutnya.
"Apa yang harus kulakukan sekarang?" gumamnya, dalam hati. "Sumpah, aku belum siap. Aku nggak mau hamil. Aku masih ingin menikmati masa mudaku, tapi ..."
"Kenapa kamu?" tanya Davino memotong lamunan Sesil.
Sontak membuat Sesil tertegun dan langsung menatap Davino dengan serius. Ia merasa gugup sekali. Ini pertama kali dalam hidupnya sekamar dengan seorang laki-laki.
"Aku ... Aku nggak apa-apa," dalih Sesil.
"Kamu gugup ya," terka Davino. Senyumnya mengejek. "Kamu takut ya," ledeknya.
"Nggak kok," sanggah Sesil. "Siapa juga yang gugup, biasa aja kali," ungkapnya.
"Ngaku deh. Mukamu nggak bisa bohong. Kamu gugup karena malam pertama ya," ledek Davino lagi.
"Nggak."
Sesil sedikit kesal karena Davino mengejeknya sejak tadi. Sementara Davino memandang wanita yang menyandang status istri itu dengan lekat.