"Mba kok bisa sampai gini sih, mas Arjun kemana?" tanya perempuan kisaran umur dua puluh enam tahun itu dengan raut
wajah khawatir.
la baru saja datang setelah tadi malam diberitahu oleh keponakannya.
Perempuan berhijab yang terbaring di atas ranjang rumah sakit itu hanya tersenyum sebagai jawaban pertanyaan dari adiknya. Sang adik membalas dengan desahan pelan. Dirinya tidak habis pikir dengan pemikiran kakaknya yang selalu baik-baik
saja diatas luka. "Apa sama perempuan—"
"Maya," tegur perempuan berhijab yang bernama Nayla itu sebelum sang adik menyelesaikan kalimatnya. Ia tidak ingin adiknya itu menyalahkan orang lain tentang
kesakitan nya.
Maya berdecak, "Mba kok sabar banget sih, harusnya mas Arjun itu bersyukur punya mba. Bukannya nyari wanita lain yang bisa ngasih apa yang dia mau. Dia mikir gak sih mba?" marah Maya.