Dimas terus melangkah menghampiri Olivia. "Gimana keadaan Alga?" tanyanya langsung.
"Hampir mati," jawab Olivia nampak begitu malas untuk membalas tatapan Dimas.
"Oke. Thanks, ya. Lo udah nolong sahabat gue," ujar Dimas berlalu.
Tanpa menahan sosok itu, Olivia membiarkan Dimas pergi menuju ruang HCU setelah dokter keluar dan menjelaskan keadaan Alga yang kini sedang tertidur. Sebenarnya, selain Alga yang tahu keadaan hidupnya adalah Dimas. Laki-laki itulah yang tahu tatkala sang mama mengamuk di tengah perempatan jalan tepat di terik siang saat pulang sekolah.
la menghela dan memilih untuk kembali melangkahkan kakinya yang sempat tertunda. Sembari berdoa pada Tuhan, ia meminta agar Tuhan menguatkan Alga. Terutama seseorang yang masih tinggal di dalam hatinya.
"Hai." Tepat di hadapannya, Eiryl menyapa tanpa ragu.
Bukannya membalas sapaan Eiryl, Olivia memutar tubuhnya dan melihat Dimas sudah masuk ke ruangan beraroma antiseptik di seberang koridor.