Malam sudah menunjukkan pukul sebelas, tapi pikiran Alga mulai melayang jauh. Terutama mengenai Gigi, membuat nya lagi-lagi memutar tubuh dengan gelisah.
Pandangan Alga jatuh pada Andi yang kini sudah terlelap tidur di kursi terapi. Kakak nya yang satu ini memang berbeda, Andi lebih pendiam dari ketiga anak ibu, lebih hangat dari Haris dan tidak sekaku diri nya. Seperti nya anak ibu yang paling istimewa adalah Andi.
Alga menghela, lantas menundukkan diri nya. Sungguh, hati nya begitu gelisah. Tatapan nya tertoleh ke arah pintu yang seketika membuat nya harus bangkit dan menuju kesana. Ia menyibakkan selimut dan mulai beringsut pergi dari tempat nya.
"Mau kemana, Ga?" tanya Andi.
Alga menghentikan langkah nya kemudian menoleh pada Andi yang ternyata tidak benar-benar sedang tidur. "Mau keluar sebentar, mas," jawab nya.
Andi kembali diam dan Alga lanjut melangkahkan kaki nya.