Iblis kecil yang bernama Jonathan itu menyembulkan kepalanya di balik pintu.
"Ril," panggilnya menyebalkan.
Sedangkan Eiryl tidak menghiraukan kehadiran Jonathan dan memilih untuk tetap fokus pada sketsa bunga di depannya, bunga krisan. Terus menggoreskan ujung pensilnya pada kertas putih. Sudah hampir selesai. Namun, Eiryl menghentikan goresan pensilnya. Ia termangu, netranya lamat-lamat menatap daun-daun berjatuhan yang tertiup angin.
Tanpa ia sadari Jonathan duduk di sebelahnya. "Ngelamun aja," tegurnya membuat Eiryl langsung menolehkan kepalanya ke arah Jonathan. Kemudian tersenyum sekilas, seperti menyembunyikan sesuatu yang semestinya ia ungkapkan.
"Gue bingung. Menurut gue, Alga ibarat ilusi yang hidup di dunia nyata. Bahkan ketika gue ada di sampingnya, gue nggak pernah ngerasa kalo dia itu nyata. Apa Tuhan menciptakan Alga hanya sebatas ilusi yang hidup di dunia nyata milik gue?"