Andres yang sedang terburu-buru hampir saja melupakan benda penting di dalam hidupnya. Tidak lain adalah gadget canggih miliknya. Di sana banyak sekali nomor-nomor kontak para klien ataupun kolega bisnisnya.
Tanpa pikir panjang, ia pun melangkah cepat ke arah nakas tempat tidurnya. Dan bergegas meraih ponselnya. Ia kemudian menaruhnya di saku kemejanya. Setengah berlari ke luar kamar dan menuruni anak-anak tangga dengan tergesa-gesa.
Andres pun sampai di meja makan dengan napas sedikit tersengal. "Kenapa, Pa?" tanya Dreena menautkan kedua alisnya.
"Tidak apa-apa kok, Papa cuma agak kesiangan saja. Eh, kalian sudah selesai sarapan, ya? Ya ... Papa sendirian dong?" sahut Andres.
"Makanya kalau malam jangan begadang, Pa," timpal Sekar.
Seketika Andres menyadari sesuatu. "Eh, tunggu ... kamu mau ke mana, Ma? Kok sudah rapi begini? Jangan bilang mau ke butik, ya?" tegur Andres memerhatikan penampilan istrinya.