Hazel tak bisa mengendalikan dirinya. Ia naik ke ranjang dan meringkuk di sana dengan selimut membungkus sekujur tubuhnya.
Jika kedatangan Blake adalah untuk menakutinya, sungguh, apa yang dilakukan pria itu berhasil sudah. Kini Hazel takut akan kerugian yang ia terima nantinya. Jika hanya karir, itu tak akan masalah bagi Hazel, tetapi jika pria itu kembali menggila dan lalu melakukan tindakan kriminal, habislah sudah.
Bagaimana jika ia membunuh Hazel? Membekapnya saat ia tidur, atau bahkan memperkosanya.
Membayangkan itu, bulu kuduk Hazel meremang. Selama ini di matanya, Blake sang media darling ini memang terlalu memesona dan sulit untuk ditolak. Bohong jika ia mengatakan tak tertarik pada pria itu. Namun, mengetahui seperti apa sikap Blake dan kejadian yang baru saja terjadi membuatnya berubah pikiran.