Ryan masih duduk di meja kerjanya, mengingat pembicaraan antara dirinya dan Jenna beberapa hari lalu. Dan hatinya masih merasakan nyeri tak terhingga ketika menatap ke dalam mata wanita itu. Ada luka di sana.
Mungkinkah Jenna berpikir Ryan mengambil keputusan itu karena ia tak lagi mencintai Jenna? Namun, Ryan sudah mengatakan segalanya, dengan segala kejujuran yang mampu ia berikan.
Jika ia katakan, hingga saat ini belum ada seorang pun yang berhasil membuatnya mencinta hingga seperti itu, maka itu adalah sebuah kejujuran. Bukan hanya rayuan agar Jenna tidak marah akan keputusan yang ia buat.
Lagi pula keputusan itu ia ambil bersama-sama dengan Jenna, bukan? Jadi seharusnya tak akan ada masalah apa pun, bukan? Dan bila ditanya bagaimana perasaannya saat ini, terlebih setelah bicara dengan wanita itu, mungkin ia bisa bilang bahwa semua terasa sedikit lebih baik.