Saat Zeya pulang ke rumah setelah mengalami pengalaman memalukan di ruangan Andrew, Zeya mendapati sosok Anna tengah duduk santai di ruang tamu rumahnya.
"Anna..." Sapa Zeya dengan mata membelalak lebar.
Zeya tidak menyangka akan melihat Anna di rumah ini.
Anna yang memakai gaun santai sedang duduk di samping Andrew.
Sementara itu, mata Zeya menatap sekelilingnya saat tidak menemukan sosok keberadaan anak lelakinya di ruang tamu rumah.
"Hai, Kak Zeya. Kejutan..." Ucap Anna dengan nada suara manja.
Lenna yang tahu bahwa Zeya sedang berada di posisi terjepit, tidak punya kuasa untuk membantu Zeya menghindari pertemuan antara Zeya, Anna, dan Andrew.
Lenna menyangka bahwa Andrew adalah calon suami Anna.
Sehingga Lenna menyembunyikan keberadaan Anze di dalam kamar.
Lagi-lagi Zeya melirik ke arah samping Anna, tempat di mana Andrew sedang duduk tapi matanya tampak mengawasi gerak gerik Zeya.
"Ehm... Kamu luar biasa membuatku terkejut. Kapan kamu tiba di Jakarta, An?" Tanya Zeya bersikap ramah pada adik tirinya.
"Tadi siang. Dia bersamaku seharian," Sahut Andrew yang menjawab pertanyaan yang Zeya tanyakan untuk Anna.
Anna mengangguk setuju dengan jawaban Andrew.
"Ooo...."
Lenna dapat merasakan nada kecewa yang terkandung dalam suara Zeya. Andrew pun menyadari bahwa dia telah berhasil membuat Zeya cemburu.
"Aku akan menikah lagi Kak," Ucap Anna melambaikan kertas undangan di tangannya.
Dengan susah payah, Zeya berusaha tetap berdiri tegar.
Sementara Lenna meringis ngeri saat membayangkan bahwa calon suami Anna adalah Andrew.
"Well, selamat An. Tapi maaf, Kak Zeya tidak bisa hadir. Papa baru meninggal beberapa pekan yang lalu. Apakah baik jika kamu mengadakan pesta pernikahan?" Ucap Zeya mengingatkan Anna.
Hal inilah yang membuat Andrew menyukai Zeya. Sikap peduli dan penyayang yang dimiliki Zeya. Membuat Andrew yang tipe orang Introvert menjadi terbuka.
Anna mengangkat bahu tak acuh. Anna menyodorkan undangan pernikahannya ke Zeya. Membuat Zeya terpaksa mengambil undangan Anna.
"Buka dan bacalah. Aku yakin Kak Zeya akan terkejut melihat nama pengantin priaku kali ini," Kekeh Anna.
#Kenapa Zeya punya adik yang seperti ini. Berbanding terbalik dengan Zeya# Lenna hanya bisa mengeluh dalam hati.
Andrew ikut tersenyum melihat tingkah gugup Zeya.
Dengan gerakan pelan, Zeya membuka surat undangan dan membaca nama kedua mempelai.
Anna & Joseph Kirk
Zeya mengangkat wajahnya dengan mata membelalak terkejut melihat nama si mempelai pria.
Jika tadi membaca nama Andrew yang tertera di sana, Zeya mungkin hanya akan merasa patah hati tapi tetap bersikap normal.
Tapi ini Joseph Kirk.
#Apakah dia adalah Joseph Kirk yang saat ini aku pikirkan# Zeya bertanya-tanya sendiri.
Ingin bertanya namun takut salah menyangka sosok si calon pria.
Anna tahu bahwa Zeya pasti mengenal sosok Joseph Kirk tanpa Anna jelaskan siapa sosok Joseph Kirk.
Tidak seperti Andrew yang tidak mengenal sosok Joseph Kirk.
"Oh my God. Apa dia pria itu?" Tanya Zeya menatap ragu bola mata Anna.
Terlihat binar riang yang menari di mata Anna. Membuat Anna menjadi kikuk dan akhirnya menjawab singkat pertanyaan Zeya.
"Dia hebat di atas ranjang," Ucap Anna dengan wajah bahagia.
Andrew terkekeh geli mendengar alasan Anna memilih suami keempatnya.
Lenna mengerjapkan mata beberapa kali setelah mendengar alasan frontal yang Anna sampaikan.
Sedangkan Zeya hampir pingsan saat mendengar kepastian sosok Joseph Kirk yang Zeya kenal.
Sosok mantan supir pribadi Anna. Pria berusia enam puluhan yang berperut buncit, berkepala botak, dan seorang duda.
"Apa Mommy setuju?" Tanya Zeya merujuk pada ibu tirinya.
Anna mengerucutkan bibirnya saat mengingat reaksi ibunya.
"Aku tidak peduli dengan pendapatnya. Ini hidupku," Sahut Anna.
Zeya memilih untuk menutup pembicaraan mengenai sosok Joseph Kirk dan surat undangan pernikahan.
Demi menghindari Andrew, Zeya beralasan pada Anna bahwa dia ingin membersihkan diri di kamar mandi.
Tatapan mata Andrew masih mengawasi gerakan tubuh Zeya hingga sosok Zeya menghilang ke dalam salah satu kamar di lantai atas.
&+&+&