"Aku baik-baik saja."
Rean berusaha menenangkan debaran jantungnya yang menyakitkan. Ia menarik napas perlahan. Genggaman tangannya pada ponsel sedikit mengerat. Sedangkan sebelah tangannya bergerak, menyentuh dinding, untuk menopang tubuhnya yang mulai terasa lemah.
Pria paruh baya itu duduk di kursi kebesarannya. Mengambil sebuah obat dan menyimpannya di bawah lidah. Pelan-pelan Rean mulai merasakan denyutan di dadanya mulai menghilang. Akhir-akhir ini sakit di dadanya semakin parah, belum lagi pikirannya terus tertuju kepada Aileen yang sedang hidup bersama musuh terbesarnya yang sangat menginginkan kehancurannya yaitu Lucas.
"Ayah?" Suara Aileen di seberang sana kembali terdengar. "Aku memang baik-baik saja, tetapi ... tangan Lucas tertusuk karena menahan pria itu ketika dia menodongkan pisaunya padaku."
"Siapa yang melakukan hal itu, apa Lucas mengetahuinya?"