Rachelia mendorong tubuh Regan sedikit menjauh darinya lalu memasang senyum yang tak kalah menggodanya. "Jadi, kita tetap di kamar atau ke pesta?" tanya Rachelia memancing.
Terdengar helaan napas panjang Regan yang begitu frustasi. "Pilihan yang sangat membingungkan, Rachel," ucapnya dengan nada sedih.
Rachelia kembali terkekeh, menertawakan kebingungan dan kefrustasian Regan yang terlihat jelas. "Kalau begitu, kita tidak perlu pergi. Kita di rumah saja," putus Rachelia yang berniat untuk duduk di tepian kasur.
Namun, dengan cepat Regan bergerak gesit menarik pinggang Rachelia agar tidak duduk. "No! Kita harus pergi," ucap Regan pada akhirnya.
Rachelia kembali tertawa lebar. "Ya sudah, sepertinya kita akan terlambat kalau kau terus seperti ini, Regan," ucap Rachelia, merujuk pada tangan Regan yang masih terus memeluknya dari belakang membuat Rachelia tak bisa bergerak.
