Pada akhirnya tawa membahana mereka terdengar di dalam mobil yang sebelumnya begitu hening. Hanya dengan membicarakan Andreas saja, sudah memicu keceriaan dan tawa di antara mereka satu sama lain.
"Benarkah? Jadi, di kantor pun dia masih irit bicara?" tanya Rachelia terkejut, dengan sisa-sisa tawa yang masih bertahan di sana.
Ariana yang posisi duduknya saat ini sudah menghadap ke arah Rachelia mengangguk, dan tersenyum lebar. "Hum ... dia benar-benar irit bicara, kalau ada apa-apa kita harus yang lebih dahulu berbicara padanya. Atau salah sedikit akan terjadi perbedaan, yang berdampak aku yang berakhir dimarahi oleh Tuan Regan."
Sebenarnya dari kalimat itu tersirat rasa sedih jika harus dirinya yang dimarahi dan terkena masalah. Tetapi karena diceritakan di saat seperti ini, di mana ia balut dengan sebuah tawa membuat hal itu justru terdengar lucu. Sehingga Rachelia tertawa terbahak-bahak, dengan tangan yang menutupi mulutnya sehingga masih terlihat begitu anggun.