Keheningan langsung menyelimuti ruangan kamar itu di saat kalimat pedas Rachelia terlontar dari bibirnya. Baik Regan ataupun dokter Abraham tak lagi bersuara, dan seketika Rachelia mengutuk mulutnya yang terlalu ceplos mengucapkan kalimat sarkasmenya di depan orang asing.
Dokter Abraham mungkin paham bagaimana dinginnya hubungan Regan dan Rachelia, tetapi tentu saja ia hanyalah orang luar yang sama sekali tak mengetahui hilur pikuk biduk rumah tangga keduanya. Dan dengan melontarkan kalimat kasar itu, tentu saja dokter Abraham akan curiga dengan hubungan keduanya.
"Kau boleh keluar, Dokter Abraham." Tiba-tiba Regan membuka suara, kali ini terdengar sangat datar dan dingin. Persis dengan sifat Regan selama ini, dan itu terjadi setelah mendengar kalimat Rachelia.
Dokter Abraham segera tersadar. Perlahan-lahan ia mengangguk dan bersuara dengan tergagap. "Eh ... i—iya, baiklah. Aku permisi dulu, Tuan Regan dan Nyonya Rachel."