Malam itu terasa begitu sepi, tak satu pun suara yang mampu mengambil alih. Sunyi senyap kian merambat, bergelayut di setiap sudut ruangan yang justru semakin menegaskan suasana keheningan. Gemuruh hujan di luar sana bahkan tak sanggup untuk menepis kecanggungan yang tengah menyelimuti mereka saat ini.
Rachelia menghela napas pelan dan memalingkan wajahnya ke arah jendela, tak jauh dari sisi kanannya. Mengamati ribuan bulir hujan yang tampak berlomba-lomba jatuh menapak di atas bumi, lalu mengalir mencari tempat di mana mereka akhirnya akan berhenti. Tiap tetesnya yang terdengar merdu seolah berbisik lembut, membuatnya sejenak memejamkan mata.
Aku dan bulir-buliran hujan menyecapi takdir yang sama. Dijatuhkan hingga berkali-kali. Hanya saja, hujan yang lebih tegar menghadapinya dan tak membenci awan saat ia melakukan demikian.