Universitas Swasta Kota X
Tangan Keysa kini ada di genggaman tangan Archie, dengan wajah saling melihat dan ekspresi berbeda yang ditampilkan keduanya.
Keysa sampai terkesiap dengan apa yang saat ini sedang terjadi. Apalagi saat kedua mata Archie menatapnya dalam, sebelum sebuah senyum manis terukir di bibir Archie yang perlahan melepas genggamannya.
"Sudah giliran kamu, jangan pecicilan di depan sana. Ingat! Kamu itu Kakak tingkat saat di sana, beda lagi jika sedang bersama kami di sini," lanjut Archie menasihati dengan lembut.
Awalnya Keysa yang terdiam hanya merespon dengan anggukan. Namun, ketika sebuah tepukan mendarat di dahinya, ia pun segera mengaduh dan menatap tajam si pelaku penganiayaan yang tiba-tiba berdiri di sampingnya.
"Ck, bisa tidak sih kalau negur pakai cara normal? Kening aku terus yang jadi korban, menyebalkan!" sembur Keysa kepada seseorang yang hanya mengangkat bahu tak acuh.
"Tidak bisa, sudah sana ke depan, giliranmu tuh," jawab Zan masa bodo.
