Kediamanan Jayden
Jayden, Yati dan tentunya bi Titin yang mendengar suara familiar dari arah belakang segera menoleh, dimana ketiganya menemukan Kinara yang berdiri di sana dengan tatapan terkejut.
Benar, Kinara lah yang memanggil nama Jayden.
Raut wajah yang ditampilkan olehnya bercampur dengan ekspresi haru, juga sedih disaat bersamaan ketika Jayden memikirkan kebahagiannya sampai ia sendiri tidak menduganya.
Siapa yang tidak akan sedih, saat seorang suami mengungkapkan ketidakmampuannya akan sesuatu yang memang mustahil untuk dilakukan.
Menghidupkan sesorang yang telah berpulang? Bagaimana ia tidak terharu, karena ternyata selama ini suaminya menyadari rasa sedihnya di tiap doa yang selalu ia panjatkan.
Doa akan kerinduannya kepada sang ibu, yang saat ini makamnya pun jarang ia kunjungi semenjak memiliki Zan.
"Sayang, sudah bangun? Sudah mandi juga?" tanya Jayden beruntun ketika melihat sang istri berdiri sedikit jauh di hadapannya saat ini.
