"Mana sih, Sule? Udah jam berapa ini!" cetus Fendi, berkacak pinggang sambil menyapu pandang ke sekitar.
Bus yang akan membawa mereka sudah datang sejak subuh. Hari ini mereka yang beranggotakan 13 orang, akan pergi KKN ke sebuah dusun yang cukup jauh dari kota besar. Tempat itu dipilih secara acak oleh pihak kampus, demi keadilan untuk tiap kelompok peserta KKN tahun ini. Jadi mereka tidak bisa memilih sendiri tempat yang mereka inginkan untuk kegiatan tersebut. Semua sama, tidak pandang bulu bagi tiap peserta.
"Udah ku telepon katanya lagi di jalan. Tunggu sebentar lagi, bah!" kata Khusnul dengan logat khas Banjarmasin. Beberapa di antara mereka memang berasal dari tanah Borneo. Walau berbeda kota, bahkan provinsi.
"Duh, udah siang ini loh! Bukannya kita udah bahas kemarin, jam 7, kita harus udah jalan. Ini udah jam 8 loh, Nul!"
"Iya, tau. Sebentar lagi lah." Khusnul berusaha membujuk Fendi agar menunggu Sule yang memang hobi terlambat. Wajah Fendi sudah sangat masam, sementara Khusnul justru cemas sambil terus mencari keberadaan Sule, teman terdekatnya.
"Nah, itu dia!" jerit Rahma dan membuat semua orang menoleh ke arah yang mereka tunjuk.
"Lama banget, Le? Jam berapa ini?!" tegas Fendi sambil menunjuk jam merk G-Shock di pergelangan tangan kirinya.
"Maaf, kesiangan," kata Sule sambil menyalami semua orang. "Udah? Yuk, berangkat."
"Eh, tunggu! Hitung dulu orangnya," cegah Lilis sambil memeriksa sebuah berkas berisi nama-nama peserta.
"Berapa sih yang ikut?" tanya Mey.
"Satu, dua, tiga ... Semuanya 13. Semua udah datang?" tanya Lilis memeriksa semua anggota.
"Kurang satu," gumam Mey yang memang ikut menghitung, membantu meringankan tugas Lilis.
"Apanya kurang satu? Itu tuh, lagi duduk. Dia ikut juga, kan?" tanya Icha menunjuk seorang pemuda berkaca mata yang sedang duduk di bawah pohon beringin mini tak jauh dari mereka.
"Oh iya, si Dery itu! Ya udah, pas, yuk jalan!"
Semua orang naik ke dalam bus, dan bersiap untuk perjalanan ke sebuah Desa yang akan menjadi tujuan KKN mereka.
Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah suatu kegiatan perkuliahan dan kerja lapangan yang merupakan pengintegrasian dari pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa secara pragmatis, berdimensi luas melalui pendekatan interdisipliner, komprehensif, dan lintas sektoral. Pelaksanaan kegiatan KKN biasanya berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.
Tujuan KKN suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan pengalaman belajar bersama masyarakat, mengidentifikasi potensi, dan menangani masalah, sehingga diharapkan mampu mengembangkan potensi masyarakat dan meramu solusi dari masalah di masyarakat.
Program kuliah kerja nyata untuk mengoptimalkan pencapaian maksud dan tujuan perguruan tinggi, yakni : Menghasilkan sarjana yang menghayati permasalahan masyarakat dan mampu memberi solusi permasalahan secara pragmatis. Membentuk kepribadian mahasiswa sebagai kader pembangunan dengan wawasan berfikir yang komprehensif.
Meskipun terdapat kegiatan KKN yang dilakukan di setiap fakultas atau jurusan, tapi seringkali KKN ini dilakukan pada tingkat universitas, sehingga anggotanya merupakan gabungan dari beberapa fakultas dengan program studi yang berbeda.
Kuliah Kerja Nyata atau KKN menjadi program kebanyakan kampus di Indonesia. ... Kalau mau lulus, ya harus mengikuti program KKN yang diadakan oleh kampus. Biasanya mahasiswa KKN itu akan ditempatkan di desa-desa. Tujuannya sih supaya bisa ikut membangun pedesaan—katanya. Mereka yang sudah sampai semester tujuh, sudah pasti akan melakukan kegiatan KKN ini. Semua sudah saling mengenal, walau beberapa justru baru pernah bertemu dan berbincang akrab.
Perjalanan dari Ibukota menuju desa tersebut cukup jauh, maka dari itu mereka memutuskan harus pergi pagi pagi sekali agar sampai di tempat itu sebelum gelap. Tidak ada akses seperti jalur kereta api, padahal jika mereka naik kereta pastinya akan menyingkat waktu perjalanan.
Bus yang mereka naiki memang tidak terlalu besar. Setidaknya cukup untuk menampung 13 orang itu menuju tempat tujuan. Sepanjang jalan, suasana tampak meriah. Walau mereka berbeda jurusan satu sama lain, tapi mereka cukup akrab untuk disebut sebagai orang asing. Beberapa menjadi dekat karena dulu pernah satu SMU, atau memang karena aktif di kampus.
Daniel yang merupakan ketua mahasiswa di kampus, atau disebut ketua BEM. Menjadi pilar tombak kelompok mereka untuk bisa memberikan kontribusi terbaik nantinya. Mereka sangat yakin, kalau dengan hadirnya Daniel di tengah tengah mereka, akan memberikan banyak dampak positif. Melihat juga kinerjanya sebagai ketua BEM, yang cukup mendapat acungan jempol. BEM sebagai jembatan penghubung antara mahasiswa dan lembaga, jadi BEM berfungsi sebagai sarana mahasiswa untuk menyalurkan sumbang saran dan aspirasinya kepada pihak lembaga untuk mewujudkan kesejahteraan di lingkungan kampus.
Tidak hanya itu saja. Karena di kelompok mereka juga ada presiden mahasiswa, yang merupakan jabatan tertinggi di kampus mereka. Yaitu Fendi.
Presiden mahasiswa merupakan ketua dari BEM yang dipilih secara voting. Tugasnya memimpin dan mengoordinir rapat pengurus, memberi arahan kepada pengurus di bawah kepemimpinan, menentukan kebijakan, serta bertanggung jawab terhadap kepengurusan BEM selama satu periode.
Presiden Mahasiswa dipilih secara langsung dalam pemilu mahasiswa untuk masa jabatan tertentu ( 1 Tahun) Sedangkan struktur dan anggota BEM menjadi hak proregatif Presiden Mahasiswa tetapi dalam lingkup kepentingan bersama.
Mereka berbeda karakter, dan memiliki keunikan masing masing. Karakter Fendi yang cepat berbaur dengan sekitar membuatnya banyak dikenal dan memudahkan pekerjaannya sebagai Presiden mahasiswa. Apalagi dia juga terkenal dekat dengan beberapa mahasiswi, dan bahkan dia di cap sebagai playboy kampus. Berbanding terbalik dengan Daniel yang memiliki pembawaan kalem, karena latar belakangnya yang anak pesantren. Tapi di balik itu, Daniel merupakan sosok yang dewasa, mengayomi dan selalu tenang dalam menghadapi setiap masalah yang ada. Walau sebenarnya celetukannya sering terdengar menjengkelkan, tapi jika itu semua keluar dari mulutnya, maka semua bisa dimaafkan. Lagi pula semua orang sangat mengenal karakter Daniel selama ini. Dengan latar belakang anak pesantren, bukan berarti dia tidak dekat dengan wanita. Karena Daniel justru orang satu satunya yang memiliki pacar dalam kelompok itu. Devi, seorang mahasiswi jurusan ekonomi, telah menjalin hubungan dengannya sejak setahun lalu. Pertemuan mereka memang karena keaktifan Daniel dalam organisasi. Devi juga merupakan mahasiswi yang cerdas, dan mereka memang sangat cocok satu sama lain. Tidak pernah ada gosip miring tentang Daniel atau bahkan Devi. Keduanya merupakan pasangan paling harmonis dan tidak pernah neko neko selama ini. Hanya saja, KKN kali ini, mereka tidak satu kelompok. Devi harus pergi ke daerah Jogjakarta untuk KKN dengan kelompoknya.
Sudah lima jam mereka berada di atas bus dengan bau asap knalpot yang cukup mengganggu. Hingga akhirnya, bus tiba tiba berhenti.