Agnan melihat ke arah jam dinding, jam sudah menunjukkan jam dimana biasanya ia pulang sekolah. Dan jam pulang Ibu Panti, Ibu Iriani. Agnan bergegas menuju kaca cermin di dinding kamarnya, bisa gawat jika Ibu Iriani tahu dirinya yang berantakan.
Agnan melihat wajahnya yang lebam dan terdapat luka yang sudah membiru. Pantas saja ia sangat merasa sakit setiap berbicara ataupun menggerakkan wajahnya. Rio benar-benar memukulnya sangat keras hingga membuatnya memiliki wajah jelek dan luka-luka di wajahnya.
Chzkkzt...
Agnan menutup telinganya dan memejamkan matanya, ia terkejut mendengar suara asing itu dan telinganya juga sedikit trauma dengan suara itu.
Agnan lalu menatap pantulan dirinya di cermin. Ia kembali teringat mimpinya dan suara-suara yang terdengar sangat familiar namun nyatanya ia tidak ingat siapa pemilik suara itu.
"Semua kejadian ini terasa begitu nyata. Kaki Putih yang tiba-tiba sembuh, diriku yang bersinar, mimpi itu dan suara laki-laki dan juga perempuan yang terus menghantui tidur Ku," kata Agnan.
Pangeran Agnan
Agnan kembali mendengar suara laki-laki itu kembali. Agnan melihat ke sekitar ruangan kamarnya. Tidak ada satupun orang kecuali dirinya. "Bahkan Aku yakin Aku sedang sadar sepenuhnya, ini bukan imajinasi Ku kan?" tanya Agnan dengan pelan menggerakkan matanya menelusuri ruangannya kembali.
Bukan Pangeran
Agnan membesarkan kedua matanya. Mendengar suara itu yang seakan menjawab apa yang sedang ia bingungkan membuat diri Agnan langsung ketakutan.
Jangan takut Pangeran
Agnan justru semakin takut setelah mendengar suara itu lagi. Agnan memundurkan langkahnya membuatnya punggungnya menempel dengan dinding kamar tepat di samping kaca cermin di kamar Agnan.
Agnan lalu mulai memberanikan dirinya untuk bertanya dan menanggapi suara tersebut. "Siapa Kamu? Kenapa hanya suara Kamu?" tanya Agnan kepada suara itu.
Pejamkan matamu Pangeran.
Agnan dibuat kebingungan, untuk apa menutup mata, kenapa tidak menjawab apa yang tadi ia tanyakan. Akhirnya Agnan mengalah dan memejamkan matanya. Agna terkejut dengan apa yang terjadi ketika ia memejamkan matanya.
Ia seperti sedang menonton bioskop dengan layar yang tidak begitu mata namun mengisi semua pandangan mata.
Seakan sedang bermimpi, Agnan menyaksikan sebuah bayangan demi bayangan yang mulai masuk ke dalam mata dan pikirannya. Seorang laki-laki berjubah berlari dengan tangan yang seakan sedang memikul sesuatu yang berat namun nyatanya tidak ada satupun barang yang sedang ia pikul.
"Kak Riyan, sihirku akan segera habis, Aku tidak bisa menahan lebih lama, segeralah jika tidak setidaknya bawa Aku ke air yang luas agar Aku bisa mengisi tenaga Ku kembali," kata seseorang yang tidak terlihat namun begitu terdengar jelas.
" Tunggu sebentar Ryn. Aku pasti bisa, tetap paksakan sihir Mu dan jaga Putri, ingat tugas kita adalah menjaga dan membawa putri ke tempat yang lebih amann," ujar Ryn kepada orang yang tidak terlihat tersebut.
Dua orang yang sedang bercakap itu adalah Ryn dan Riyan, pengawal yang mendapatkannya tugas suntuk membawa si putri ke tempat yang paling aman dan jauh dari istana.
Terlihat mereka bertiga telah sampai di sebuah desa dan berada di depan rumah salah satu penduduk di sana. "Paman Vin, Paman ini Kami Ryn dan Riyan, tolong Paman buka pintu untuk Kami," kata Riyan memanggil Pamannya berulang kali.
Agnan melihat seorang laki-laki tua dengan rambut yang mulai memutih dan rambut yang terikat tidak begitu rapi. Laki-laki cepat menyuruh Ryn dan Riyan untuk masuk ke dalam rumah. "Terimakasih Paman Vin," ujar Riyan.
Ryn yang sudah masuk ke dalam rumah Paman Vin langsung menghentikan mantra sihirnya terlihat seorang wanita muda yang berada di gendongan punggung Riyan. Perempuan muda itu sangat cantik, wajahnya kecil, dan terdapat tiara di kepalanya.
Riyan menidurkan perempuan itu. "Apa yang terjadi dengan Putri Shira Riyan Ryn?" tanya Paman Vin. "Raja Richard sengaja membuat Putri pingsan agar tidak lagi menggunakan akalnya untuk kembali ke kerajaan. Setidaknya sampai Raja Richard memberikan sinyal," jawab Riyan.
"Sepertinya kita harus segera menuju ke bukit. Dimana perbatasan dunia ada di sana. Kita akan membangun kehidupan di sana dan Paman akan mengajari kalian berdua dan Putri Shira ilmu ilmu kerajaan dan pengawal kerajaan," kata Paman Vin.
"Tapi ada satu hal yang harus kalian semua lakukan," ucap lagi Paman Vin membuat Ryn dan Ryan menatap Paman mereka berdua.
"Kalian harus menjadi tidak terlihat. Paman akan mengajarimu, tapi maaf ketika sangat penerus raja tidak segera membuka segel, maka kalian dan paman akan menghilang selamanya," kata Paman membuta mereka berdua terkejut.
"Tapi, bukankah penerus raja harus seorang laki-laki? Bagaimana mungkin dan bagaimana bisa, kita bahkan tidak tahu Ratu mengandung bayi laki-laki atau perempuan," kata Ryn.
"Aku bersedia Paman, jika ini memang untuk keselamatan tuan Putri dan kerajaan Aku bersedia Paman. Raja Richard begitu banyak membantu kita, Raja Richard juga begitu mempercayai Kita," ucap Riyan yang sudah yakin dengan keputusannya.
"Kak! Tapi, ah astaga baiklah. Aku gak mau pisah dari Kakak, harus bersama pokoknya," ujar Ryn yang sangat manja dengan sang Kakak.
Riyan dan Paman Vin hanya bisa menggelengkan kepala mereka berdua melihat tingkah Ryn yang ada ada saja di saat situasi segenting ini.
Dari sini Agnan menjadi tahu bagaimana rupa sang Kakak. Ia begitu mirip dengan dirinya hanya saja Agnan laki-laki dan Dia perempuan. Wajahnya sungguh sangat ayu, cantik dan sangat terlihat bak putri kerajaan.
Agnan menjadi teringat wanita yang selalu hadir di setiap mimpinya kalau ia berada di titik terendahnya. Di saat ia akan memilih mengakhiri hidupnya sendiri. Agnan sangat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat.
Agnan juga di sini tahu bagaimana rupa dua orang yang sedari tadi mengganggu gendang telinganya. Laki-laki yang sangat gagah nan muda, namun mungkin sekarang sudah tidak semuda itu sebab sudah empat belas tahun berlalu.
Perempuan atau sang adik yang sangat terlihat begitu polos dan terlihat sangat cerewet. Agnan mengingat wajah perempuan itu, ia merasa pernah melihatnya jauh sebelum kejadian ini. Mirip bahkan posisi tahi lalatnya juga sama, sama di pipi kanan.
Agnan lalu menatap sang putri yang tertidur di sana, "Apa perempuan yang katanya Kakak Ku masih hidup? Kenapa ia tidak pernah mendatangiku?" tanya Agnan yang bingung.
Karena belum saatnya Pangeran. Putri tidak ingin datang hanya dengan menjadi bayangan Anda. Putri Shira sedang berusaha menguasai ilmu turun temurun kerajaan dan nantinya Anda dan Putri Shira akan bertemu setelah semuanya tepat.
Agnan menatap sekeliling yang gelap gulita namun suara itu ada. Agnan menghela nafasnya, "Aku tidak tahu ini nyata atau tidak, namun ini sangat tidak masuk akal tapi hati Ku jujur saja merasa begitu pas dan nyaman. Seakan Aku kembali ke keluarga Ku," kata Agnan sambil memegang dadanya.
Ryn dan Riyan tersenyum ia merasa bahagia jika pangeran mereka yang hilang sudah mulai merasakan jati dirinya yang sesungguhnya.
Bersiaplah Pangeran. Sistem yang sudah Aku buat akan membantu Pangeran. Maafkan Kami yang belum bisa mendekati Pangeran dan hanya bisa berkomunikasi lewat pikiran dan mimpi. Suatu kehormatan bisa melayani Pangeran.
Agnan memutuskan untuk mempercayai hal ini. Mempercayai hal yang sangat tidak masuk nalarnya. "Sebelumnya yakin Aku," ujar Agnan.